Lihat ke Halaman Asli

umi latifa

ibu rumahtangga

Tanpa GBHN, Tanpa Repelita & KB

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam waktu singkat menyusun UUD 45. Patut kita syukuri saat ini kita memiliki sangat banyak cendekiawan dan kemajuan pembangunan sangat pesat. Pada masa Orde Baru ada GBHN, REPELITA dan KB, tapi sekarang hal itu sudah tidak terdengar lagi. Saya kurang paham politik maka yang gampang saja soal KB (keluarga berencana) sekarang ini dibanding saat ada GBHN dan REPELITA, saat itu KB terprogram dengan cukup baik, sampai-sampai gambar '2 anak cukup' dicetak pada coin Rp.5,-. Sekarang karena sepertinya tidak ada program KB, sangat banyak anak usia dibawah 10 tahun, sekarang orang hanya tahu KB identik dengan media pencegah kehamilan, walau tidak menggunakan data kependudukan tapi dengan melihat bila ke tempat rekreasi umum atau saat nonton pawai peringatan 17 agustus, anak usia tersebut sangat banyak.  Pertumbuhan penduduk seperti sekarang ini dapatkah diperkirakan jumlah penduduk Indonesia tahun 2025 ? Menurut pemikiran saya dengan transpotasi dan komunikasi semakin baik seperti saat ini menjadikan pertumbuhan penduduk berkembang luar biasa, yang berdampak sangat buruk dikemudian hari. Saya hanya berpikir bila pertumbuhan penduduk tanpa KB akan berkembang begitu dasyat, bagaimanakah pemerintahan mendatang tanpa GBHN dan REPELITA (atau yang sepadan), karena seperti kita alami bersama, setelah reformasi banyak sekali hal yang kisruh. Mohon maaf bila yang saya sampaikan terlalu dangkal, tapi saya yakin pembaca paham maksud dari tulisan ini, terima kasih

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline