Lihat ke Halaman Asli

Kampanye Stunting Dimulai dari Diri Sendiri dan Orang Terdekat

Diperbarui: 3 November 2022   20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang terjadi jika data dan realita tidak sesuai? Tentu saja tujuan tidak akan tercapai. Inilah masalah dalam penanganan kasus stunting di Indonesia. 

Misalnya, data menyebutkan angka kasus stunting di salah satu kecamatan menurun 10%. Namun, setelah diteliti, data tersebut tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. 

Kasus stunting hanya menurun sebanyak 5%. Memang selisih 5% terlihat sedikit, tapi angka ini sangat berpengaruh dalam proses menurunkan kasus stunting di Indonesia dari tingkat terbawah.

Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyampaikan, "WHO memberi standar ke negara yang baik penanganan kasus stunting, yaitu di bawah 20%. Sementara Indonesia masih jauh di atas 20%."

Overclaim penurunan kasus stunting ini perlu sekali dievaluasi. Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (Kopmas) begitu serius menyikapi permasalahan ini. Apa sih yang menyebabkan terjadinya overclaim? Banyak sekali sebabnya. 

Salah satunya karena ketidakpahaman masyarakat (khususnya orang tua) tentang bahaya stunting. Contohnya fenomena yang terjadi ketika ada bantuan dari pemerintah untuk anak dengan kasus stunting. 

Ada beberapa orang tua yang berupaya untuk mendapat bantuan itu, padahal anaknya tidak mengalami stunting. "Bilang stunting aja deh. Biar dapat bantuan," ucapnya. 

Nah, masalah ini berimbas sekali ke pendataan kasus stunting serta penanganan terhadap anak yang benar-benar mengalami stunting.

"Laporkan saja ke Kopmas kalau ada data dan fakta yang tidak sesuai," ucap Yuli Supriati, perwakilan dari Kopmas, saat acara webinar tentang stunting (18 Oktober 2022).

PR terbesar dalam kampanye menurunkan angka stunting di Indonesia adalah mengedukasi semua kalangan masyarakat, dari lingkup terkecil hingga terbesar.Lingkup terkecil dimulai dari diri sendiri dan keluarga. 

Berlanjut di tingkat sekolah, RT, RW, desa, dll. Kenapa dimulai dari diri sendiri? Kesadaran diri sendiri akan membuat kita peka akan kejadian di sekeliling. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline