Seorang Menteri kelahiran Batur, Bali, yakni Jero Wacik, berinisiatif memasukkan Geopark Gunung Batur ke GGN (Geopark Global Network) Unesco. Saat itu, pada tahun 2008, Jero Wacik masih menjabat sebagai Menteri di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Upaya Jero Wacik ini tidak sia-sia. Pada tahun 2012, saat dia menjabat sebagai Menteri ESDM, kawasan Geopark Gunung Batur resmi dikukuhkan sebagai GGN ke-89.
[caption caption="Museum Geopark Batur"][/caption]Rupanya, peralihan jabatan Jero Wacik dari Menbudpar ke Menteri ESDM, tak menampik jasa besar Jero Wacik dalam proses penetapan Geopark Gunung Batur sebagai bagian GGN. Sebagai putra Batur asli, Jero Wacik tahu betul bahwa kawasan Geopark Gunung Batur adalah kawasan yang sangat cantik dan warga seluruh dunia perlu tahu dan berkunjung ke kawasan itu.
Dengan diresmikannya Geopark Gunung Batur masuk GNN Unesco oleh Jero Wacik selaku Menteri ESDM dan Mari Pangestu selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tanggal 17 November 2012 (setelah mendapat penetapan sebagai GNN pada tanggal 20 September 2012), kunjungan wisatawan ke kawasan Batur pun semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Seperti kata Jero Wacik, diharapkan berkembangnya pariwisata di kawasan Batur dapat mensejahterakan masyarakat Batur. “Memuliakan bumi menyejahterakan rakyat, itu motonya. Enggak cukup hanya memuliakan bumi titik, tapi harus menyejahterakan rakyat, jadi urusannya sampai ke situ. Dan Pemerintah Daerah harus menjalankan kedua-duanya itu,” kata Jero Wacik.
[caption caption="Museum Geopark Batur"]
[/caption]
Geopark atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya Taman Bumi. Taman bumi adalah bukan sekadar taman yang memuaskan pandangan mata, melainkan mampu memberikan manfaat ke penghuninya. Inilah alasan kenapa Jero Wacik sejak menjabat sebagai Menbudpar hingga Menteri ESDM, begitu semangat menjadikan kawasan Geopark Gunung Batur sebagai bagian GNN Unesco.
Keindahan bumi Batur begitu tampak terlihat sepanjang jalan, melewati Danau Batur, pemandangan Gunung Batur, kecantikan anjing Kintamani, hingga singgah di Museum Geopark Batur. Di Museum Geopark Batur, kita akan bisa belajar dan mengetahui bagaimana proses terbentuknya Gunung Batur.
Jadi, bagi kalian yang sering berkunjung ke Bali, hei, Bali tidak hanya pantai dan pulau, ya. Berkunjung ke Bali tidak hanya berjemur di pantai. Ada satu kawasan yang sangat eksotik, yakni Batur! Di sana kalian akan menikmati pemandangan yang sangat amazing. Kalian dapat melihat dan berinteraksi dengan masyarakat Batur. Kalian dapat bercengkerama dengan anjing Kintamani yang cantik banget (Penulis yang asalnya takut sama anjing, malah tidak takut lagi. Hehe). Kalian juga dapat melihat batu-batu di kaki gunung Batur. Batu-batu itu merupakan lava yang sudah mengeras. Pokoknya pemandangan di sana masih sangat murni.
[caption caption="Batu-batuan di Museum Geopark Batur"]
[/caption]
Kasus Jero Wacik masih bergulir. Dia dituduh menyalahgunakan posisinya sebagai menteri, mengorupsi uang negara, dan melakukan pemerasan. Semua tuduhan itu tidak terbukti di persidangan karena ada saksi-saksi dan bukti-bukti yang meringankan. Dengan melihat jasa-jasa Jero Wacik sejak menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, tuduhan itu seperti angin lalu. Sayangnya, Jaksa Penuntut Umum dari pihak KPK, tidak melihat itu semua. Mereka tetap ngotot menuduh Jero Wacik korupsi uang negara.
Saya jadi teringat sebuah peribahasa Melayu, “Enggang lalu, atal jatuh, anak raja mati ditimpanya.” Artinya, orang yang dituduh melakukan suatu kejahatan karena kebetulan berada di tempat kejadian perkara. Jero Wacik adalah korban seorang tersangka korupsi si Waryono Karno, mantan Sekjen ESDM yang menjabat sekjen sangat lama, jauh sebelum Jero Wacik menjabat sebagai Menteri ESDM.