Lihat ke Halaman Asli

Karnadi

Kreator

Eksplorasi Manusia sebagai Al Basyar, Al Insan dan An nas

Diperbarui: 20 Januari 2024   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt memiliki beberapa nama dalam penyebutanya ( Bhs Arab ). Tiga diantaranya, Basyar ( Al Basyar ), Insan ( Al Insan ) Dan Nas ( an nas ). Ketiganya memiliki arti manusia.

Manusia disebut Basyar ( Al Basyar) adalah manusia dilihat dari wujud fisik, jasmani, lahiriyah atau yang tampak oleh panca Indra. Allah Swt menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dengan memberikan alat atau sarana yang komplit.

Ada kedua mata ( penglihatan), kedua telinga ( pendengaran) kedua kaki, kedua tamgan, dan lain sebagainya. Semua dalam bentuk yang bagus Dan indah.

Terkait manusia sebagai Basyar ini, dikisahkan pada masa Nabi Yusuf para perempuan saat itu tanpa sadar mengiris jari atau tangan mereka, yang seharusnya mengiris buah-buahan ketika melihat ketampanan Nabi Yusuf.

Apa yang dilihat Perempuan-perempuan tersebut pada diri Nabi Yusuf saat itu adalah dari segi basyariyah atau wujud fisik.

Kemudian manusia sebagai Insan ( Al Insan) adalah wujud manusia yang universal, ideal, wujud manusia secara ruhani yang tidak kelihatan oleh panca Indra. 

Manusia sebagai Insan ini membawa misi kasih sayang, kebijaksanaan, ramah, santun dan sebagainya yang kemudian disebut kemanusiaan. Jadi kemanusiaan itu lahir dari wujud manusia sebagai Insan ( insaniyah ).

" Insan " ini tidak menyukai hal-hal yang munkarot ( hal-hal yang tidak disenangi/disukai ) misalnya permusuhan, pembunuhan, perpecahan, konflik, prasangka buruk dan seterusnya. Wujud manusia sebagai Insan menolak semua hal tersebut, menolak watak-watak jelek tersebut.

Namun seringkali manusia terperosok kedalam sifat-sifat buruk diatas semata karena ketidaksempurnaan insaniyahnya. Insaniyahnya dikalahkan oleh yang namanya hawa nafsu.

Manusia diibaratkan seperti istana atau sebuah kerajaan dimana raja atau pemimpinya adalah Qolb ( hati ). Manakala raja atau pemimpinya baik maka semua akan mudah diajak untuk baik.

Jika hati manusia baik maka penglihatan, pendengaran, langkah-langkah, ucapan, semua akan menjadi baik. Hati ( Qolb ) ibarat raja atau pemimpinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline