Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Semua Salahku#2

Diperbarui: 14 Januari 2019   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi tlah tiba, malam yang begitu menegangkan berlalu begitu saja dan kembali seperti hari biasa. Wajah itu membelalak dimataku. Tahi lalat yang adadibagian kanan atas matanya membuatku semakin gemetar kencang. Segeraku lepaskan tangannya yang masih melingkar dipinggangku. Aku menangis sejadinya, air mataku kini menganak membasahi kedua pipiku. Gelombang petir kini hinggap dihati dan pikiranku.

Bagaimana mungkin aku sebodoh ini tanpa memperhatikan siapa yang tidur denganku malam itu. Rasa gemetar membuatku ngilu,sakit dan satu lgi aku akan menjalani hariku dengan sakit menyiksaku. Deni,"iya itu Deni saudara kembar suamiku. Aku terperanjat lari dari ranjang dan segera melangkah menjauh meninggalkannya.

Malam itu tak seindah yg kubayangkan, semuanya hanyalah sebuag teka teki yang tak dapat terpecahkan.Aku merasa diriku hilang arah. Setiap kali aku menatap mata suamiku sungguh aku sangat merasa bersalah. Tatapan indah yg penuh makna sebuah cinta yg membuatku semakin tersiksa.Saat hati merintis dalam sedih.tiada tempat bagiku mencurahkan segala yang terjadi padaku. Ya hanya buku diary ini yang mungkin bisa.Kata demi kata aku lontarkan sebegitu dalam, menuangkan seluruh kegentaran dan kepedihan yang akan terjadi selanjutnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline