Tentunya kalian pasti sudah sering mendengar kata sastra, politik dan ideologi. Apa yang ada di dalam pikiran kalian ketika mendengar kata-kata tersebut? Mungkinkah di antara ketiganya memiliki hubungan yang saling berkaitan? Berikut penjelasannya.
Sastra merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan estetika atau keindahan. Sastra juga dapat diartikan sebagai sebuah ungkapan ekspresi manusia yang biasanya berupa tulisan maupun lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman sampai perasaan yang dimiliki seorang pengarang. biasanya sastra dapat berupa imajinasi sampai gambaran konkret dalam kehidupan.
Dari kata sastra sendiri, tentunya dapat melahirkan sebuah karya sastra. Sudah dipahami, bahwa suatu karya sastra lahir dari pemikiran seorang pengarang karya sastra itu sendiri.
Pada penjelasan tersebut, dapat terlihat jelas bahwa sastra berkaitan dengan ideologi. Hal ini dikarenakan bahwa pengarang menyampaikan sebuah ide, gagasan dan tentunya sebuah kisah yang dituangkan ke dalam tulisan, tentunya berdasarkan pada kepercayaan, paham atau teori dari suatu masyarakat.
Ideologi di sini, berarti suatu paham yang dimiliki oleh masyarakat yang mendasari suatu pandangan hidup pada suatu kelompok masyarakat. Tentunya dalam pandangan Sastra Indonesia, ideologi memiliki makna yang penting. Di mana tujuan akhir dalam hubungan ini yaitu menempatkan manusia sebagai objek bahkan subjek dalam karya sastra.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa seorang sastrawan dalam menciptakan sebuah karya sastra, yang dituangkan adalah ide dan gagasan yang dimilikinya, tentunya ideologi dari seorang pengarang itu sendiri. Ideologi yang termuat dalam sebuah karya sastra memiliki tujuan agar pembaca dapat mengikuti arah pikir dari penulisnya.
Pertemuan antara sastra dan ideologi ini terjadi ketika sebuah ilmu lain masuk ke dalam analisis sastra dan salah satunya yaitu kata ideologi. Hal ini dapat dikatakan ketika seseorang yang tidak memiliki pengetahuan mengenai teori dan kritik sastra, tentunya akan sulit untuk menganalisis sebuah karya sastra.
Pembahasan tentang ideologi dapat dilihat berdasarkan gagasan yang abstrak didalamnya. Hal ini akan lebih mudah dipahami dengan melihat konvensi dari genre sastra itu sendiri. Puisi, prosa dan drama merupakan bagian dari genre sastra yang pastinya menyimpan suatu ideologi tertentu.
Oleh karena itu, keterkaitan antara keduanya perlu mendapatkan perhatian khusus, karena ideologi dalam sebuah karya sastra dapat mewakili pemahaman para pembaca terhadap pola pikir masyarakat pada zaman, waktu dan tempat dilahirkannya karya sastra itu.
Politik juga tentunya dapat berkaitan dengan ideologi. Dalam hal penciptaan sebuah karya sastra, pengarang dapat menyampaikan perspektifnya terhadap suatu fenomena yang ada dalam suatu masyarakat. Biasanya dapat berkaitan dengan pemerintahan suatu negara atau masalah kekuasaan yang dituangkan dalam sebuah karya sastra.
Menciptakan karya sastra tentunya akan mengarahkan pandangan tentang keberadaan sekitarnya dan hal ini tidak bisa terlepas dari suatu ideologi yang digunakan. Memang benar, saat ini ideologi masyarakat lebih mengarah kepada persoalan politik kekuasaan. Namun, tidak selamanya ideologi ini harus mengarah kepada politik kekuasaan.