Lihat ke Halaman Asli

Sulastri

Mahasiswa

Siap Hadapi 5.0 Peningkatan Sumber Daya Manusia Berkolaborasi dengan AI

Diperbarui: 23 Oktober 2023   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar SMART PRESENCE

Revolusi industri 5.0 merupakan model produksi yang menekankan interaksi dan kolaborasi antara manusia dan mesin. Fokusnya dari revolusi industri 5.0 adalah bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan peran manusia, dan mengoptimalkan kemampuan mereka dalam lingkungan industri.

Salah satu solusi untuk memperbaiki dan meningkatkan sumber daya generasi muda dengan membekalkan yang baik dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan harus dibenahi sesegera mungkin demi melahirkan lulusan yang tak hanya kompeten dan mahir pada teori, namun juga ahli dalam mengimplementasikan teori tersebut melalui kerja praktik. Sehingga generasi tersebut mampu mampu memanfaatkan peluang dalam era digital 5.0 sebaik-baiknya. Sumber daya manusia masih menjadi kelemahan bidang ketenagakerjaan untuk memanfaatkan kecerdasan artifisial atau AI. Karena itu, sistem pendidikan dinilai perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi.

Didukung dengan pendapat Ketua Ketenagakejaan dan Jaminan Sosial Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit mengatakan, perkembangan teknologi AI yang kian pesat tidak dapat dihindari. Secanggih-canggihnya AI, jika tidak bisa dimanfaatkan oleh pekerja, tetap tidak berguna tentang kapasitan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang jadi tantangan utama. Untuk mengimbangi perkembngan teknologi AI yang pesat, industri butuh SDM yang kuat. Dari sisi pendidikan, sebanyak 39,76 persen pekerja di Indonesia berpendidikan SD kebawah, 19,18 persen pekerja berpendidikan SMA, dan 18,24 persen pekerja berpendidikan SMP. Adapun pekerja berpendidikan SMK sebesar 11,31 persen, pekerja berpendidikan diploma IV/S-1/S-2/S-3 sebesar 9,31 persen, dan pekerja berpendidikan diploma I/II/III sebesar 2,2 persen.

Menurut Anton, pekerja di Indonesia masih didominasi lulusan SD dan SMP sehingga cukup sulit untuk memanfaatkan AI dalam pekerjaanya. Sementara itu, lulusan SMK dan pendidikan vokasi masih rendah kontribusinya dalam dunia kerja. Padahal baik SMK dan vokasi digadang-gadang memiliki ilmu terapan yang mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Ini artinya Indonesia perlu merumuskan kembali strategi dunia pendidikannya. Jangan sampai perkembangan teknologi tak mampu diimbangi dengan kapasitas SDM yang ada.

Perusahaan dan industri, tentu saja memerlukan SDM yang sudah siap serta mumpuni untuk diterima. Karena, itu, lulusan SMK dan vokasi, misalnya, sebaiknya telah dibekali ilmu terkait agar bisa diterapkan secara langsung saat bekerja.

Kehadiran AI perlu disikapi sebagai peluang baru dan membuka lapangan pekerja yang baru, namun sebelum AI dapat diterapkan secara masif hingga menjangkau usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), penguatan SDM perlu menjadi fokus utama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline