Lihat ke Halaman Asli

Arus Balik

Diperbarui: 14 Juni 2019   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Review buku ARUS BALIK.

Bacaan selanjutnya setelah sekian bulan ingin dituntaskan adalah "ARUS BALIK" nya TETRALOGI BURU Pramoedya Ananta Toer.
Buku dengan tebal kurang - lebih 760 halaman yang perlahan - lahan bahkan sampai berkali - kali mengulang membacanya jika saja sampai melewatkan sesuatu yang menjadi benang merah dari epos besar tersebut memerlukan hampir 5 bulan bagi saya untuk menyelesaikan nya.
Mengapa begitu lama? Benar saja setiap huruf, kata, frasa, kalimat yang diramu sangat epik membuat saya tak ingin cepat - cepat menuju halaman akhir karena begitu indahnya karya fiksi bernuansa historis itu.
Membacanya benar - benar mempertontonkan keadaan Nusantara pasca jatuhnya kerajaan Majapahit sepeninggal Gajah Mada.
Tercerai - berainya Nusantara menjadi kerajaan - kerajaan kecil dengan dalih Islamisasi dan Krstenisasi namun berniat menguasai darat dan laut oleh Negeri diatas angin dan negeri sendiri. Perang saudara tak terbantahkan disamping serangan dari luar Nusantara seperti Portugis tetap menjadi ancaman.
Di dalamnya terangkai sangat sistematis bagaimana NUSANTARA yang dulunya pernah diakui kejayaannya dalam kemaritiman dan bandar - bandar perdagangan rempah telah amblas dihancur - leburkan oleh ketamakan pribumi itu sendiri.
NUSANTARA tercerai - berai menjadi kerajaan - kerajaan kecil yang menampilkan keberadaan nya berdasarkan keyakinan masing - masing. Masing - masing saling membenarkan diri seakan mereka lah yang harus dipuja karena kebesaran, ketaatan, kekayaan, kemakmuran, pengikut yang paling banyak merasa lebih hebat dan memunculkan perang antar kerajaan.
Semua dikisahkan seakan - akan pembaca berada dan ikut menjadi saksi bisu dari proses Arus Balik tersebut.
Barangsiapa membaca kisah hebat tersebut pastilah mengalami refleksi mendalam akan banyak hal.
Mulai dari romansa alias percintaan, pencarian jati diri, pergolakan batin, kecintaan akan tanah air, kebanggaan, keyakinan dan masih banyak lagi.
Maka, buku tersebut sangat lah recomended bagi siapa pun yang ingin terbawa dalam kilas balik jaman itu, banyak pelajaran, pengalaman, penyadaran, penghidupan, dan nilai - nilai lahiriah dan jasmaniah kita akan semakin tersingkapkan.
Judul besarnya saja sudah " ARUS BALIK".
(Tulisan ini merupakan opini singkat yang diharapkan mampu menjadi setitik bara api dari gerakan literasi. Semoga !!!)
LSG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline