Lihat ke Halaman Asli

Half Sylph

Mahasiswa

Cerpen Romansa: Takdir dalam Ruang Virtual

Diperbarui: 19 September 2023   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Di suatu sudut Bandung yang sibuk, ada dua jiwa yang dipertemukan oleh kebetulan, teknologi, dan takdir. Raina, seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi prodi Jurnalistik, berusia 20 tahun, dan Rayga, seorang pemuda berusia 25 tahun, pertama kali mereka berhubungan melalui obrolan daring via WhatsApp.

Semua dimulai dari satu kata kalimat sederhana, 'Selamat Idul Fitri, Rai,' memberikan sebuah ucapan selamat ketika raya tiba bukanlah hal yang aneh untuk diucapkan kepada sesama muslim, apalagi ini satu kontak. Hanya saja, bagi Raina itu cukup membingungkan, karena ternyata nomor Rayga sudah tidak tersimpan di kontaknya, biasa dia salah satu orang yang sering reset ponsel. Dia sedikit termenung, sampai pada akhirnya dia membalasnya juga setelah berjam-jam lamanya pesan itu masuk dengan jawaban yang sederhana, "Iya sama-sama, Kak." Setelah itu tidak ada lagi obrolan.

Raina yang waktu itu pulang kampung karena lebaran, akhirnya kembali lagi ke Bandung karena kuliah sudah masuk kembali. 

Semuanya berlalu begitu saja, sampai di titik ponselnya dipinjam temannya, sebut aja Iboo yang hobynya kepoin kontak orang. "Rai, ini siapa?" Ia menunjuk salah satu kontak dengan nama, "Orang yang mengucapkan selamat Idfit,".

Raina sempat termenung, sebelum menjawab dengan asal, "Gak tau, itu nomor togel yang tiba-tiba nge-chat selamat idul fitri saat lebaran kemarin."

"Siapa tuh? Lay, Lay, Raina kita udah gede ternyata udah punya pawang nih," katanya pada Layna dengan suara kompor. Raina hanya memutar matanya malas, lalu pergi keluar dari kelas sebelum Ia mendengar ocehan lain dari teman-temannya itu. 

Semua itu berlalu begitu saja, sampai suatu hari Ia cek kontaknya sampai berhenti di salah satu nama yang sama yang Iboo kepoin. Tanpa berpikir panjang, Ia chatlah dengan basa-basi, "Hallo," tapi nomornya ceklis satu, auto masuk arsip tu percakapannya.

Ketika malam harinya tiba, barulah nomor itu membalas pesan basa-basinya, Raina sempat mengira bahwa nomor itu sudah tidak aktif lagi, ternyata dugaannya salah. 

Percakapan ngalir begitu saja, sampai dari pihak sana pesan yang selalu Raina pakai timer dimatiin. 

Dari awal niat Raina nge-chat itu hanya ingin tahu namanya saja, dia merasa tidak adil, sosok yang tidak tahu wujudnya ada atau tidak itu sudah mengenal namanya, tetapi dirinya tidak sama sekali 'kan sangat tidak efik ya. 

"Boleh kenalan ulang ga?" kata Raina, akhirnya setelah sekian lama tidak sedikitpun orang di balik kontak yang tersimpan dengan nama "Orang yang mengucapkan selamat Idfit,".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline