Lihat ke Halaman Asli

Sebelum Daun-daun Jatuh - Saiful Anam Assyaibani

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SEBELUM DAUN-DAUN JATUH

sebelum daun-daun jatuh

ada perhentian waktu
saat ia harus meneteskan embun

di antara hitam-putih
gelap dan terang bantaran kabut

yang terjebak dalam bayang

bayang birahi tubuhnya

tubuh yang kembali

menyisakan candu

kemudian sempatkah

daun-daun itu jatuh di pelataran

sebelum akhirnya membusuk dan terbakar

lantas tumbuh kembali sebagai daun baru

di pohon dan ranting yang lain

maka kemanakah ia akan mengalir

ketika waktu akhirnya mati

dan sunyi menjadi sepenggal jarak

ruang kosong dalam diam

ketika ia berhenti

barangkali tak tersisa apa-apa

selain doa purba dan daun-daun

kering jatuh dan tersungkur

seperti memaknai kehilangan

seperti tubuh tanpa bayangan

lantas perlahan memahami
mengapa jatuh harus kembali ke bumi

dan sendiri berusaha menikmati

sisa dingin dan sepi

ketika waktu membuatnya terus ragu

menunggu akhir.

Lamongan, 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline