Lihat ke Halaman Asli

Sulardi

Purnabakti

Jalan Duri Hubungan Indonesia-Cina

Diperbarui: 24 Juli 2024   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Merunut hubungan kerjasama indonesia dan tiongkok atau cina sejak berabad-abad telah terjalin dengan mengalami berbagai pasang surut. Di masa kuno, hubungan dagang telah terjalin antara kerajaan nusantara dengan dinasti tiongkok kemudian menjalar ke bidang-bidang lainnya. 

Kendati masih menjadi perdebatan para ahli sejarah, ada sebagian kelompok menganggap para Wali Sanga yang berperan besar dalam syiar Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa merupakan etnis Tionghoa, dan bukan berasal dari hadramaut dan pedagang Gujarat. 

Namun yang pasti, kehadiran misi kebudayaan Laksamana Ceng Ho ke nusantara tahun 1404 – 1409 melengkapi bukti keharmonisan yang terjalin saat itu. Memasuki era kemerdekaan 17 agustus 1945 tidak sedikit tokoh tionghoa yang ikut berjuang demi tegaknya kemerdekaan indonesia salah satu diantaranya bernama John Lie. Ia merupakan salah satu tokoh peranakan tionghoa dengan kapal The Outlaw-nya berhasil menembus blockade angkatan laut belanda untuk menukar barang-barang hasil bumi seperti tembakau, lada, cengkeh dengan perlengkapan senjata. 

Pemulihan kerjasama hubungan RRC dengan Indonesia mulai dirintis kembali dengan prakarsa para pelaku bisnis. Hubungan saling pengertian terus diperkuat diberbagai bidang khususnya filateli dengan ditandatanganinya joint issue stamp indonesia cina yang meluncurkan seri perdana perangko berlogo tari barong dan liong.

Puncak normalisasi hubungan dengan cina bergaung kembali ketika Abdurrahman Wahid menjadi presiden republik Indonesia. Presiden Kyai yang humanis itu merupakan figure yang kokoh dan kuat dalam menggugah ingatan kolektif bangsa soal masyarakat yang multi cultural dan multi etnik. 

Menghancurkan tali kekang yang selama ini membelenggu. Atraksi kesenian barongsai sebagai jati diri dan identitas masyarakat tionghoa, juga kebebasan menjalankan kepercayaan leluhur bukan hal tabu lagi untuk dipertontonkan di khalayak umum.

Indonesia dan Cina saling berinteraksi dalam kancah hubungan internasional melalui berbagai kerjasama regional dan internasional. sesama anggota APEC, selain itu Cina juga menjalin kerjasama erat dengan ASEAN dalam wadah ASEAN plus Three. Kerjasama ini makin mengefektifkan hubungan perdagangan dua negara yang menunjukan volume yang terus membesar dari waktu ke waktu.

Perkembangan hubungan ekonomi dunia kini tak lagi didominasi antar pemerintah namun pihak swasta mulai memegang peranan dengan membentuk masyarakat Asia Timur atau Eeast Asia Community.

Forum East Asia Community (EAC) ini menjadi sebuah forum besar meliputi setengah dari jumlah penduduk di seluruh dunia. Dan ini menjadi lahan yang kini dipakai sebagai wadah kerjasama perdagangan Indonesia Cina serta negara kawasan asia lainnya untuk memperbesar perdagangannya. Dengan demikian tingkat kompetensi, profesionalisme pun semakin terbuka dan menjadi tolok ukur keberhasilan. 

Alhasil, siapa yang tidak siap maka akan selalu tertinggal dan menjadi penonton semata. Kondisi makin diperparah dengan masih adanya mentalitas bobrok sebagian oknum pejabat Indonesia yang haus meraup keuntungan semata tanpa memikirkan kepentingan hajat hidup orang banyak. Oligarki dan nepotisme yang semakin menguat.  Semoga Indonesia tidak demikian…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline