Lihat ke Halaman Asli

Laras Sekar

Mahasiswa

The Miracle of The Han River: Keajaiban Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan

Diperbarui: 19 Maret 2021   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini, hampir semua orang di berbagai penjuru dunia mengetahui tren-tren terbaru dari negara Korea Selatan. Siapa yang tidak mengenal grup Blackpink, serial drama World of Married, hingga lagu-lagu populer lain yang telah merajai top global hits? 

Meluasnya berbagai macam tren Korea Selatan, yang disebut dengan Korean Wave (Hallyu Trend), membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini dibuktikan dengan jumlah PDB Korea Selatan tahun 2017 yang menduduki peringkat ke-14, yaitu sebesar US$2.035 triliun. 

Sebelum Korean Wave mendunia, Korea Selatan sudah lebih dulu dikenal dunia dengan keberhasilannya dalam sektor perekonomian. Istilah The Miracle of The Han River yang merujuk pada pertumbuhan ekonomi Korea Selatan merupakan fenomena yang luar biasa.

Fenomena yang dialami Korea Selatan adalah salah satu transformasi ekonomi terbesar di dunia dalam 60 tahun terakhir. Berangkat dari basis ekonomi pertanian pada tahun 1960-an, saat ini Korea Selatan menjadi negara industri dengan PDB sebesar US$1,62 triliun tahun 2020 (Organization for Economic Cooperation). 

Korea Selatan terdiri dari masyarakat agraris yang tradisional, feodalistik, dan terisolasi dari dunia Barat hingga akhir abad ke-19. Kolonialisasi Jepang selama periode 1910 hingga 1945 rupanya juga menyisakan dampak positif bagi Korea Selatan, yaitu modernisasi, yang selanjutnya akan membantu negara ini dimasa depan.  

Beberapa faktor utama yang berperan dalam perkembangan ekonomi Korea Selatan adalah perbaikan lingkungan bisnis (business environment) dan kebijakan pemerintah yang mendorong investasi dalam inovasi (research and development).

 Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Park mencanangkan rencana lima tahun (fve-year economic development plan). Ia menyatakan bahwa pembangunan ekonomi akan menjadi fokus utama pemerintahannya. 

Hal itu dibuktikan dengan pembangunan Jalur Ekspres Gyeongbu, jalur kereta bawah tanah, Perusahaan Besi dan Baja Pohang (POSCO), serta penciptaan industri berat dan kimia. Dalam bidang riset dan pengembangan teknologi, Korea Selatan  menganggarkan lebih banyak dana dibandingkan beberapa negara maju lainnya.

Pemerintah berusaha meningkatkan ekspor, namun tetap melakukan pembatasan impor untuk melindungi produk domestik. Pemerintah selanjutnya mendirikan perusahaan publik untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup banyak orang yang membutuhkan modal besar-besaran. Selain itu, perusahaan yang didirikan pemerintah ini juga bertujuan untuk meminimalisasi timbulnya kegagalan pasar (market failure). 

Kemudian, beberapa konglomerat Korea selatan, yang disebut dengan "Chaebols", mulai mendirikan perusahaan-perusahaan multinasional yang kuat untuk mendongkrak ekonomi negara. 

Perusahaan tersebut, antara lain Samsung, LG, serta beberapa perusahaan otomotif seperti Hyundai dan KIA. Skala perusahaan-perusahaan besar ini mampu mengumpulkan sumber daya secara besar-besaran. Hal ini memungkinkan usaha industrialisasi Korea Selatan bergerak ke fase pertumbuhan baru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline