Lihat ke Halaman Asli

Dampak Father Wound dan Cara Pemulihannya

Diperbarui: 9 Januari 2024   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Father wound (luka ayah) merujuk pada pengaruh negatif yang timbul akibat ketidakhadiran, ketidaktersediaan emosional, atau interaksi yang tidak sehat antara seorang ayah dan anaknya. Penyebab utama father wound bisa bervariasi, mulai dari ketidakhadiran fisik ayah, konflik interpersonal, hingga pola asuh yang kurang mendukung.

Salah satu penyebab father wound adalah absennya figur ayah dalam kehidupan anak, baik karena faktor pekerjaan, perceraian, atau alasan lainnya. Ketidaktersediaan emosional ini dapat menciptakan luka batin pada anak, di mana anak dapat merasakan ketidakamanan dan ketidakpastian.

Dampak father wound pada perkembangan remaja dapat mencakup masalah emosional, sosial, dan perilaku. Remaja yang memiliki father wound lebih rentan terhadap gangguan kecemasan, mudah takut, depresi, serta kesulitan membangun hubungan interpersonal yang sehat akibat trust issue. 

Mereka mungkin mengalami kesulitan menentukan nilai-nilai diri serta mengembangkan pandangan yang salah tentang hubungan. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan mereka untuk menjalin hubungan yang berkelanjutan dan bermakna di masa depan. Father wound bukanlah kondisi yang statis, tetapi dapat memengaruhi individu sepanjang hidup mereka.

Cara Pulih dari Father Wound

Bagi remaja yang mempunyai father wound, mengakui (confess) adanya luka di dalam hati adalah langkah awal untuk pemulihan. Artinya terbuka, bercerita apa adanya. Confess menjadi sulit dilakukan karena adanya perasaan marah, sedih, dan kecewa terpendam yang enggan untuk diakui keberadaannya. Karena bercerita dengan terbuka bukanlah hal yang mudah, confess perlu dilakukan kepada orang yang dipercaya dan bersedia untuk menemani proses pemulihan. 

Setelah confess, langkah selanjutnya adalah proses pemulihan. Orang yang memiliki father wound harus menjalani proses pemulihan yang tidak instan. Mereka harus memulihkan luka yang ada dengan mempercayai hal-hal baru. Ini karena otak manusia mempercayai apapun yang kita katakan kepadanya. Misalnya, dibanding mempercayai kenyataan bahwa ayahmu meninggalkan kamu karena tidak menginginkanmu, kamu perlu percaya bahwa kamu dikasihi dan kamu hidup di dunia untuk suatu tujuan.

Selanjutnya, jika rekonsiliasi hubungan memungkinkan, pihak ayah dapat juga dilibatkan dalam proses pemulihan luka. Karena father wound melibatkan upaya untuk membangun hubungan yang mendukung antara ayah dan anak, serta menyediakan dukungan psikologis yang diperlukan untuk membantu remaja mengatasi luka-luka emosional mereka.

Dengan demikian, memahami dampak father wound pada perkembangan remaja adalah langkah penting dalam membentuk masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan anak. Upaya untuk meningkatkan keterlibatan ayah dan menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung dapat membantu mengurangi dampak negatif dan mempromosikan pertumbuhan yang sehat bagi generasi muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline