Lihat ke Halaman Asli

Laras Putri

Mahasiswa

Seorang Pria Tua Berjualan Bunga di Pinggir Jalan

Diperbarui: 29 Oktober 2024   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

picture take by: Laras Putri

Bunga menjadi hal yang di gemari oleh generasi z belakangan ini, khususnya pada perempuan. Bunga sering di artikan dengan lambang cinta, kasih sayang, persahabatan, ketulusan, dan juga kesedihan. Bunga memiliki berbagai macam jenis seperti bunga mawar, bunga tulip, bunga melati, bunga lili, bunga matahari dan lain-lain, jenis bunga tersebut memiliki arti yang berbeda beda.

Bandung mempunyai julukan kota kembang, saat sedang membuat tugas di tempat makan yang berada di simpang dago, terlihat dari jendela ada beberapa bapa bapa sedang membawa bunga. Cocok sekali julukan Kota Bandung dan isinya yang biasanya bunga di jual di sebuah toko kecil tetapi kali ini di pinggir jalan tepatnya di lampu merah.

Wahyudi berusia 60 tahun merupakan pendatang di Kota Bandung ini dari tahun 1988. Ia adalah bapa bapa yang tadi terlihat sedang menjual beberapa bunga di lampu merah. Sebelum menjual bunga, Wahyudi sudah bekerja saat zaman Dago Guest.

"Dulu saat masih muda tahun 1988 saya bekerja saat zamannya Dago Guest tahun 90" Ucap Wahyudi

Ia pernah menjadi satpam di Hotel Royal Dago, tetapi mengundurkan diri dan kembali ke kampung halamannya yaitu Solo selama 3 bulan. Saat balik ke Bandung ia mulai menjual rokok asongan di Simpang Dago.

"Waktu saya ke Bandung lagi saya jual rokok asongan sebelum jual bunga tahun 2004, tapi sampe sekarang juga masih jual rokok. Habis mau usaha apa, mau usaha yang bener juga gaada modalnya. Jadi saya akhirnya coba-coba jualan bunga" Ucap Wahyudi

Lokasi berjualan bunga tidak berubah ubah sejak dahulu, masih di Simpang Dago persisnya di lampu merah. Dahulu Wahyudi melihat banyak orang Lembang yang berjualan bunga di pinggir jalan lalu ia ikutan juga berjualan bunga dan mendapat penghasilan yang cukup.

"Dulu disini banyak orang Lembang yang jualan bunga, jadi saya ikut-ikutan. Lumayan juga hasilnya, sekarang pengennya lebih baik dari itu, tidak ngasong atau jualan bunga lagi karena udah tua" kata Wahyudi

Wahyudi juga memberitahu kenapa ia hanya berjualan di Simpang Dago karena jalan yang ia tahu hanya itu, karena dulu bekas kerja di sekitar jalan Ir. H. Djuanda.

Dahulu cukup ramai pembeli apalagi saat weekend, tapi selama zaman berubah dan sekarang lebih banyak menggunakan aplikasi online, usaha Wahyudi semakin menurun.

"Kalau dulu usaha bisa di bilang bagus, jualan bunga dan jualan rokok juga bagus, sehari bisa dapat Rp200.000 sudah bersih. Tapi itu dulu sebelum ada online, sekarang jadi nurun saya mau bayar kontrakan juga suka telat." Ucap Wahyudi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline