Lihat ke Halaman Asli

Laras Putri

Mahasiswa

Mengenal Diriku dari Intrepretasiku Sendiri

Diperbarui: 6 Oktober 2024   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Seorang perempuan yang belum lama ini telah menginjak usia 20 tahun pada bulan Mei tanggal 9 kemarin, memiliki paras yang cantik kata ibunya dan senyum yang manis kata ayahnya. Anak perempuan pertama dari tiga bersaudara dengan darah Jawa-Sumatera yang di milikinya, tetapi tidak satu pun bahasa dari daerah tersebut dia kuasai. Dia lahir di Provinsi Jawa Barat tepatnya di Kota Cimahi, sejak kecil dia tinggal di sebuah rumah dinas di salah satu komplek Abri daerah Baros, Cimahi. Menginjak usia lima tahun dia pindah ke ujung pulau Jawa di Provinsi Banten karena ayahnya bekerja tetap di Kota Serang yang mengharuskan dia dan keluarga ikut pindah kesana. Sedari kecil dia di belikan banyak mainan dan buku buku oleh ibunya, hampir semua keinginannya terpenuhi. Dia pikir mungkin karena dia anak pertama jadi kehadirannya menjadi hal baru yang hadir di hidup orang tuanya. Tetapi, menjelang remaja keinginannya mulai tidak dituruti karena saat itu dia telah memunyai adik, karena tidak dituruti dia berinisiatif untuk menabung dan hal ini menjadi terbiasa hingga sekarang.

Anak perempuan ini dikenal sebagai anak yang ceria, suka mencairkan suasana jika sedang kumpul keluarga atau bermain bersama teman-temannya, anak ini jarang menangis sejak mempunyai adik karena dia ingin dilihat sebagai sosok kakak yang bisa memberi sisi positif untuk adik adiknya. Setelah beranjak dewasa ternyata hal ini menjadi dampak buruk baginya, menutupi kesedihan dan menahan emosi membuat mentalnya tidak stabil karena jika semua emosinya meledak di satu waktu dia akan menyalahkan dirinya, apapun masalahnya dia akan mencari celah yang ujung-ujungnya masalah itu di sebabkan oleh dirinya. Anak ini sangat pemikir atau overthinking hanya karena hal sepele, dia ingin sekali tidak membiasakan itu tetapi ternyata sulit untuk merubahnya.

Menjelang kuliah dia senang karena akan hidup sendiri di Kota Bandung dan jauh dari orangtua. Tetapi kesenangan itu hanya berlaku satu tahun awal saja, tahun berikutnya hingga saat ini dia ingin tinggal dirumahnya lagi bersama keluargnya, homesick istilah yang dipakai jaman sekarang mungkin cocok untuk menjelaskan perasaannya selama ini. Selama dia berkuliah dia banyak mengetahui hal baru, dia mencoba hal-hal baru dan datang juga masalah baru di hidupnya. Banyak hal yang bisa membentuk dirinya menjadi lebih dewasa dengan menyelesaikan masalahnya sendiri walaupun ditemani oleh air mata.

Semenjak usia 18 tahun dia senang menyendiri, dia tidak banyak bersosialisasi ditambah kondisi dunia juga sedang tidak baik-baik saja yang membuat orang-orang tidak bebas berinteraksi karena virus. Setiap ditanya “Jika ada waktu luang akan melakukan apa?” dia pasti dengan mudahnya menjawab menyendiri di kosan, melakukan apa yang dia mau seperti menonton film sambil makan makanan yang membuat perasaan dia senang, oh ngomong-ngomong soal film dia bisa menghabiskan satu hari hanya menonton film yang berbeda-beda atau menonton series yang seasonnya banyak sekali. Terdengar membosankan bagi beberapa orang tapi itu yang dia suka, banyak pertanyaan “memangnya tidak bosan?” jawabannya tidak akan bosan jika kita melakukan apa yang kita suka. 

Selain menonton film dia juga suka baca novel. Alternative universe atau yang di singkat AU sedang trend sejak 2 atau 3 tahun belakangan ini, sebuah cerita dengan sistem roomchat dan narasi sangat menarik perhatian untuk dibaca dan dia sering membaca novel tetapi via e-book. Alternative Universe pernah dia buat di akun twitternya tetapi hanya few tweets atau cerita pendek saja yang unexpected cukup ramai pembaca. Hal ini menjadi salah satu yang membanggakan untuk dirinya setelah sekian lama tidak merasakan bahagia yang di sebablan oleh dirinya sendiri.

Dari awal saya menceritakan dengan kata “dia”, karena saya tidak pandai mendeskripsikan diri saya. Ya, anak perempuan ini adalah saya yang bernama Laras Putri Faadihilah. Saya yang menyukai semua hal sederhana yang membuat hati saya senang, saya yang mendengarkan lagu The Beatles dan lagu lawas lainnya setiap pagi, saya yang suka sekali wangi bioskop, saya yang mendengarkan lagu rock karena idola saya, saya yang berusaha untuk selalu menjadi anak baik, saya yang selalu berdoa agar bisa secepatnya membuat orang tua saya merasakan lagi makna bahagia dalam hidup ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline