Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Senja Bulan November

Diperbarui: 13 November 2023   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : koleksi pribadi (Canva)

Di antara daun-daun yang berguguran,
Heningnya bulan November merayap perlahan.
Mengukir cerita-cerita yang tak terucapkan,
Dan mengguratkan warna di balik deru angin yang tenang.

Warna-warni dedaunan yang kian memudar,
Menjadi tanda akan hadirnya musim yang berubah.
Matahari mulai menyembunyikan sinarnya,
Namun cahayanya tetap memancar dalam jiwa.

Pada suatu senja yang dingin dan sepi,
Ku melangkah di antara jalanan yang sepi.
Mendengarkan suara langkahku yang terhenti,
Menghadapi diri sendiri yang terus berlari.

November datang dengan keheningan,
Memberikan waktu untuk merenung dan ber muhasabah.
Semua kata-kata yang terlarang terucapkan,
Dan lembaran baru pun terselip di dalam hati.

Di dalam keresahan yang terbungkus rapat,
Ada harapan yang tak pernah berhenti mekar.
Bulan November datang dengan rasa syukur,
Memberikan kekuatan untuk bertahan dalam duka.

Dalam kegelapan yang serupa malam,
Ada kilauan bintang-bintang yang tersembunyi.
Mengiringi langkah-langkah yang terus berjalan,
Merangkul jiwa yang merindu pada cinta yang tak terlihat.

Bulan November, 

hadir dengan pesona yang berbeda,

Menyapa jiwa yang gelisah dengan keheningan.

Menghantarkan rindu dan kenangan yang terkenang,
Mengajak kita menghargai setiap detik kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline