Di tengah kondisi bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih ada saja pihak yang tak bertanggung jawab menyebarkan fitnah dan informasi hoax.
Hal itu diduga kuat berkaitan dengan motif politik karena tendensinya menyerang pemerintahan Presiden Jokowi.
Disebutkan oleh akun twitter @DetektifUpin bahwa ada dana sebesar 7,5 miliar rupiah hasil penggalangan bantuan dari berbagai daerah. Namun dari dana yang terkumpul hanya 2,5 miliar saja yang disalurkan ke korban, sisanya dipakai oleh relawan Jokowi.
Tak hanya itu, akun twitter @DetektifUpin juga memfitnah Presiden Jokowi dengan menyebut bahwa sejumlah dana dan barang dari berbagai daerah ditahan oleh relawan Jokowi, kemudian untuk didaku bahwa itu bantuan Presiden.
Tentu saja, semua yang dicuitkan oleh akun Twitter @DetektifUpin itu adalah bohong atau informasi hoax. Tidak benar bahwa ada relawan Jokowi yang memakai dana bantuan gempa di Lombok atau yang menggunakan bantuan dari masyarakat untuk diklaim bantuan Presiden.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, juga membenarkan bahwa informasi di atas adalah Hoax.
Ia juga merasa sangat kecewa soal penyebaran bantuan untuk korban gempa Lombok yang diwarnai berita bohong (hoax).
Sutopo juga menyatakan info soal bantuan untuk korban gempa Lombok yang ditahan. Dia mengatakan bantuan tersebut sedang disortir karena ditujukan ke alamat pribadi.
Penyebaran hoax soal bantuan korban gempa Lombok ini harus dihentikan. Sebab telah melanggar peri kemanusiaan.
Harusnya saat ada bencana, semua bersatu. Singkirkan perbedaan ideologi, politik, agama, dan lainnya untuk membantu korban bencana. Bencana itu urusan kemanusiaan.
Masyarakat Lombok memerlukan bantuan kita semua. Sebaiknya jangan menyebarkan hoax dan jangan ada perpecahan di antara kita.