Lihat ke Halaman Asli

Audit terhadap Siklus Pendapatan: Pengujian Substantif terhadap Saldo Piutang Usaha

Diperbarui: 4 April 2016   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. Piutang umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok: (1) piutang usaha dan (2) piutang nonusaha.

PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN PIUTANG USAHA DI NERACA

1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca.piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.

2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutanng usaha tersebut adalah jumlah bersih.

3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di neraca.

4. Piutang usaha yang bersaldo kredit pada yanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar.

5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha disajikan terpisah dari piutang usaha.

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha. Auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo piutang yang dicantumkan di neraca dengan akun piutang dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum.

2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca. Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini: pengujian analitik, pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha, pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha, konfirmasi piutang usaha.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca. Auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini: pengujian analitik, pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha, pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha, konfirmasi piutang usaha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline