Lihat ke Halaman Asli

Larasati

Aku bukanlah mereka yang mampu dengan hebatnya

Alasan Meningkatnya Angka Pengangguran

Diperbarui: 3 Juli 2021   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 lapangan kerja yang terbatas, sehingga tidak semua orang bisa mendapat pekerjaan. Pengangguran menjadi masalah penting dalam ekonomi negara, karena produktivitas dan pendapatan yang terbatas akan mengakibatkan masalah sosial lainnya, mulai dari perceraian dalam rumah tangga hingga tindak kriminal.

Persentase pengangguran dapat dihitung dari perbandingan jumlah pengangguran dan jumlah angkatan kerja. Tidak adanya pendapatan, menyebabkan para pengangguran harus membatasi jumlah konsumsi, hal ini menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan dan kemakmuran. Pengangguran yang berlangsung lama dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Banyak sekali dampak negatif dari tingginya jumlah pengangguran, selain bagi diri sendiri juga bagi negara. Contohnya yaitu dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan sosial, bahkan hingga mengganggu pembangunan ekonomi negara. Efek jangka panjangnya yaitu menurunnya GNP serta pendapatan per kapita negara.

Pemerintah tentu harus mengambil langkah serius untuk menanggapi masalah ini, salah satu upaya untuk mengatasinya yaitu dengan mengadakan program pra-kerja bagi masyarakat pengangguran. Pemerintah memberikan sejumlah dana selama tiga bulan atau lebih, yang nantinya digunakan untuk menambah kualitas individu, sehingga dapat diterima bekerja.

Selain itu, beberapa orang pun mulai melakukan bisnis alih-alih kesulitan mencari pekerjaan. Langkah ini tentu menjadi cara paling efektif untuk menghasilkan pendapatan, bahkan tidak sedikit dari mereka yang mulai membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Setiap individu dituntut untuk kreatif dan kompeten agar dapat memanfaatkan kesempatan yang ada di depan matanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline