Lihat ke Halaman Asli

Apakah Benar Dominasi Wujud Setan di Indonesia adalah Kaum Perempuan karena Termasuk Salah Satu Belenggu Patriarki?

Diperbarui: 24 Agustus 2024   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Asih, Wewe Gombel, Kuntilanak, Suster Ngesot, Suzanna, Sundel Bolong, dan lain sebagainya merupakan salah satu film horor Indonesia yang sempat menjadi perbincangan yang cukup ramai, film-film tersebut secara dominan menampilkan hantu-hantu perempuan. "Mengapa kerap kali perempuan yang dijadikan tokoh utama pada sebuah film horor layar lebar? Apakah itu termasuk dalam belenggu patriarki?" yeah, in my opinion say yes! karena biasanya tokoh utama perempuan pada film horor ditempatkan sebagai sosok yang negatif.

Permatasari (2019) dalam artikelnya yang berjudul "Hantu Perempuan sebagai Produk Gagal dalam dua Film Horor Indonesia: Pengabdi Setan (2017) dan Asih (2018)" berargumen bahwa sosok hantu-hantu perempuan dalam film merupakan representasi 'produk gagal' perempuan bagi masyarakat patriarki.

Dalam negara kita yang memang kental dengan ideologi patriarki yang menganggap bahwa perempuan disematkan dengan sosok ibu yang memiliki kodrat sebagai perempuan sempurna, so I think dominasi wujud setan di Indonesia adalah kaum perempuan itu terjadi karena salah satu belenggu patriarki. Serta dalam film horor yang memiliki tokoh utama sebagai perempuan kerap kali ditunjukkan bahwa "perempuan" di situ bisa dibilang tidak sempurna dan tidak memenuhi syarat penuh sebagai perempuan yang sempurna sebagaimana kodrat perempuan yang harusnya sempurna.

Penulis: Shafa Hamidah Aris Djazuli

Editor: Larasaji Narindri Arumda




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline