Lihat ke Halaman Asli

Analisis Hukum Positivisme terhadap Kasus Pembunuhan

Diperbarui: 5 Oktober 2023   01:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Laras Adika Putri

21211160

Hukum Ekonomi Syariah

Kasus Hukum

Pengeroyokan Lansia Hingga tewas yang dilakukan oleh 3 orang pria kini diringkus polisi

Ketiganya yakni D alias Pendek (55), M alias Sentit (51) dan R alias Bono (51). Mereka diketahui tinggal di wilayah kalurahan yang sama dengan korban. Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnaya menerangkan, peristiwa pengeroyokan ini terjadi pada tanggal 27 September 2023 lalu. Kala itu, sekira pukul 09.30 WIB, ada salah seorang saksi yang melintas di lokasi kejadian melihat korban sedang dipukuli dengan sebuah benda tumpul oleh para tersangka.

 “Dari barang bukti yang kita dapat, korban dipukuli menggunakan pipa paralon yang di dalamnya diisi cor semen,” kata Jefrry, Rabu (04/10/2023).


“Setelah para pelaku pergi, saksi bersama warga membawa korban ke puskesmas setempat, lalu sempat dirujuk ke RS Sardjito. Sayangnya, nyawa korban tidak terselamatkan karena mengalami luka serius pada bagian kepala,” ujarnya

Analisis Hukum Positivisme:

Pembunuhan adalah tindakan yang disengaja untuk menghilangkan nyawa seseorang. Penegakan hukum dilakukan dengan penegak hukum akan mengumpulkan bukti-bukti seperti saksi mata, bukti forensik, dan laporan polisi untuk menentukan apakah terdakwa bersalah atau tidak sesuai dengan definisi pembunuhan dalam hukum positif. Hukum positif juga akan menetapkan hukuman yang sesuai untuk pembunuhan. Misalnya, hukum mungkin menetapkan bahwa pelaku pembunuhan dapat dihukum dengan penjara seumur hidup atau hukuman mati. Proses pengadilan akan mengikuti prosedur hukum yang telah ditetapkan dalam hukum positif, termasuk hak terdakwa untuk membela diri dan hakim yang bertugas untuk memutuskan berdasarkan hukum yang berlaku.

Dalam analisis hukum positivisme, pertimbangan moral atau etika individu atau hakim biasanya diabaikan. Keputusan pengadilan didasarkan pada fakta-fakta yang ada dan apa yang diatur dalam hukum positif negara tersebut. Jika terdakwa dinyatakan bersalah sesuai dengan definisi dan hukuman yang ditetapkan dalam hukum positif, maka akan dijatuhkan hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline