Lihat ke Halaman Asli

Stop! Mental Anak Lebih Penting daripada Emosi Sesaat

Diperbarui: 22 Mei 2022   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tercatat sepanjang tahun 2021 dari Kementerian pemberdayaan perempuan dan Anak (PPPA) oleh Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) kasus kekerasan pada anak terjadi sebanyak 11.952 peristiwa.

Bentuk kekerasan yang dilakukan para orang tua terhadap anak yaitu kekerasan fisik dan psikis. Anak yang mengalami kekerasan fisik,efeknya dapat langsung dilihat dengan mata telanjang atau dengan melakukan autopsi jika anak tersebut dinyatakan meninggal dunia.

Bahayanya,bentuk kekerasan psikis efeknya kadang tidak langsung terlihat mungkin lambat laun anak akan mengalami perubahan pada mentalnya. Anak yang menjadi korban kekerasan psikis akan menjadi anak yang mempunyai tingkat percaya diri yang rendah dan anak akan sering mengalami ketakutan serta merasa tidak aman.

Sebagai orang tua yang baik kita tidak boleh melakukan kekerasan baik secara fisik maupun psikis kepada anak. Kekerasan akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak untuk masa depannya. Hal yang perlu kita lakukan sebagai orang tua dalam mendidik anak yaitu mengontrol emosi dan memberikan teguran yang tegas bukan teguran yang kasar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline