Lihat ke Halaman Asli

"Panic Buying" Akibat dari Kelangkaan dan Menyebabkan Meningkatnya Harga Minyak Goreng di Tahun 2022

Diperbarui: 10 Januari 2024   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Misteri ini masih belum terpecahkan.
 Sejumlah teori telah diajukan untuk menjelaskan hilangnya pasokan minyak nabati di pasar, dan beberapa diantaranya disebabkan oleh pembelian panik oleh konsumen.
 Negara kita baru-baru ini menghadapi tantangan baru terkait minyak nabati.
 Kenaikan harga  minyak nabati disebabkan melonjaknya harga minyak sawit mentah (CPO) dunia.
 Terakhir, pemerintah menetapkan  harga eceran maksimum (HET)  minyak nabati sebesar Rp 14.
000 per liter.


 Kebijakan ini mulai berlaku pada awal Februari 2022.
 Kebijakan pemerataan harga mengakibatkan berkurangnya ketersediaan minyak nabati di pasaran.
 Ketersediaan minyak goreng di banyak komunitas menyebabkan kekacauan dan kepanikan membeli, karena masyarakat berlomba-lomba membelinya.
 Saat itu, Menteri Perdagangan Mohammad Lutfi yakin ada pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk mempermainkan minyak nabati, sehingga menyebabkan kelangkaan minyak di  masyarakat.


 Didi Nordiviatomoko, Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan mengatakan: Kenaikan harga dan ketersediaan minyak nabati telah menimbulkan permasalahan baru.
 Permasalahannya adalah “panic buying” (pembelian massal) yang dilakukan  masyarakat.
 Panic shopping terjadi karena masyarakat sulit mendapatkan  minyak nabati dengan harga terjangkau dan melakukan pembelian panik (panic-buying) kapan pun ada kesempatan.


 Menurut penelitian , jumlah kebutuhan  minyak goreng per orang hanya 0,8 hingga 1 liter per bulan.
 Hal ini berarti banyak rumah tangga yang menimbun minyak goreng untuk memenuhi kebutuhannya.
 Masyarakat takut kehabisan minyak  murah dan membeli minyak goreng begitu tersedia.
 Selain mempengaruhi harga dan pasokan minyak nabati.


 Pembelian panik juga dapat menyebabkan fluktuasi harga secara umum dan memperburuk ketidakstabilan ekonomi.
 Selain itu, langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan kekhawatiran masyarakat, mengganggu rantai pasokan, memperburuk kelangkaan, dan berdampak negatif terhadap keberlanjutan ekonomi lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline