Lihat ke Halaman Asli

LAPAS KELAS I PALEMBANG

LEMBAGA PEMASYARAKATAN/PENJARA/KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI/KANTOR WILAYAH KEMENKUMHAM SUMATERA SELATAN

Lapas Kelas I Palembang Laksanakan Pelatihan Kemandirian Budidaya Jangkrik

Diperbarui: 26 Desember 2022   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Palembang, Humas Lameta. Jangkrik, jengkerik atau cengkerik adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh kecil silindris, kepala hampir bulat dan sungut panjang seperti benang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang khas, yang dihasilkan oleh cengkerik jantan. 

Manfaat jangkrik untuk kesehatan antara lain sebagai sumber protein, mengandung serat yang sangat menguntungkan bagi tubuh serta kaya nutrisi lain termasuk kalsium, kalium, seng, dan zat besi. 

Saat ini, Lapas Kelas I Palembang Kemenkumham Sumsel memberikan pelatihan kemandirian budidaya jangkrik kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan telah memasuki tahan panen hasil dari kegiatan budidaya jangkrik yang berkerja sama dengan Balai Latihan Pengembangan Produktivitas Keterampilan Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Selatan. Kamis (22/12/)

Kepala Bidang Kegiatan Kerja (Giatja), Tutut Prasetyo mengatakan "Salah satu indikator keberhasilan dari pelatihan kemandirian adalah adanya proses berkelanjutan dari kegiatan pelatihan tersebut, kedepan bidang Giatja akan melaksanakan revitalisasi budidaya jangkrik sehingga dapat memaksimalkan produksi dan kualitas." Ujar Tutut.

Dokpri

Kalapas Kelas I Palembang  menjelaskan "Saat ini Lapas Kelas I Palembang berhasil memproduksi jangkrik berkualitas, semoga dapat diterima oleh target pasar antara lain toko pakan burung, komunitas pecinta burung maupun perseorangan penghobi burung kicauan. Dengan harapan agar Lapas I Palembang dapat menjadi Lapas Produktif dan dapat mencetak Warga Binaan Bersertifikasi," jelas Yulius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline