Lihat ke Halaman Asli

LPP Palembang Berikan Konseling Pendampingan Psikologis Warga Binaan yang Kehilangan Orang Tua

Diperbarui: 19 November 2024   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto kegiatan/DOK. PRI

Lapas Perempuan Palembang Berikan Konseling Pendampingan psikologis warga binaan yang Kehilangan Orang Tua

Palembang_INFO PAS- Sebuah kejadian emosional terjadi di Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang ketika seorang Warga binaan R (20) menerima kabar bahwa Ayahnya meninggal dunia akibat Sakit Paru-Paru. Kehilangan mendadak tersebut membuat kondisi mental R terpuruk, terlebih ia baru beberapa hari menjalani masa hukuman di Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang. R langsung mendapatkan dukungan emosional dari tim medis Lapas Perempuan Kelas IIA palembang, Selasa (19/11).

Dokter Windy Kirani seorang Dokter Madya, segera mengadakan sesi konseling darurat untuk membantu R menghadapi kejadian traumatis tersebut. Dalam sesi konseling tersebut, dokter memberikan ruang aman bagi R untuk mengekspresikan emosinya, seperti rasa sedih, kehilangan, dan kebingungan.

Menurut keterangan Dokter Windy Kirani dalam situasi seperti ini, pendekatan konseling berfokus pada:
1.Membantu pasien mengenali dan menerima perasaannya.
2.Menyediakan dukungan psikologis awal untuk mencegah kondisi yang lebih serius, seperti depresi berat.
3.Mengarahkan pasien untuk mendapatkan dukungan dari keluarga atau teman terdekat.

"peran tenaga medis bukan hanya mengobati fisik pasien, tetapi juga memperhatikan aspek psikologis mereka, terutama saat menghadapi situasi krisis. "Empati dan komunikasi yang baik menjadi kunci untuk membantu pasien bangkit dari pengalaman berat ini. Pendekatan seperti ini menunjukkan pentingnya dokter dan tenaga kesehatan untuk memberikan perawatan holistik kepada pasien, terutama dalam situasi penuh tekanan," ungkap Desi Andriyani selaku Kalapas Perempuan Kelas IIA Palembang.

Setelah sesi konseling, R merasa sedikit lebih tenang. diketahui juga tindakan kriminal yang membawa R ke jeruji besi ialah untuk mendapatkan uang agar bisa membantu biaya pengobatan Ayah nya yang sakit. Namun apalah dikata Nasi sudah menjadi bubur. Ayahnya tidak kunjung sembuh dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir dan R juga menjalani  masa pidana 4 Tahun di Lapas Perempuan Palembang. sebelumnya telah diberikan kesempatan melakukan panggilan Video call untuk melihat terakhir kali kondisi Ayahnya sebelum kebumikan tentunya setelah mendapat ijin dari Kepala Lapas Perempuan Palembang.

@Kemenkumham_RI
@Kumhamsumsel
@lpp_palembang
@lpp_palembang
#KumhamSumsel
#Ilham Djaya
#LapasPerempuanPalembang
#lpp_palembang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline