Lihat ke Halaman Asli

Lapas Terbuka Kendal

Sarana Asimilasi dan Edukasi Warga Binaan Pemasyarakatan

Warga Binaan Lapas Terbuka Kendal Berhasil Budidaya Sawi Organik

Diperbarui: 12 Februari 2023   13:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalapas Terbuka Kendal panen sawi organik bersama mitra dinas (Dok. Lapas)

KENDAL - Lapas Terbuka Kendal kembali menunjukkan hasil positif dalam dalam hal pembinaan wargabinaan di bidang pertanian. Pada Sabtu (11/02/2023) bertempat di area lahan Lapas Produktif Kendal, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berhasil panen budidaya tanaman sawi organik.

Sebagai informasi Warga binaan menggunakan ban bekas sebagai media untuk menanam sawi tersebut. Untuk perawatannya mereka juga menggunakan pupuk pupuk organik guna membantu pertumbuhan tanaman sawi tersebut seperti menggunakan pupuk kompos dan pupuk kandang yang diambil dari peternakan sapi dan kambing yang ada di Lapas Terbuka Kendal.

Penanamannya pun dilakukan dengan berangsur-angsur jadi tidak sekali tanam hal ini bertujuan agar ketika masa panen nanti bisa secara bergantian. Kemudian untuk hasil panen digunakan untuk memenuhi kebutuhan lingkungan lapas dan masyarakat sekitar Lapas Terbuka Kendal.

"Hasil panen kami gunakan untuk memenuhi kebutuhan sayur di Lapas ini dan juga kami pasarkan ke masyarakat sekitar Lapas Terbuka Kendal ini," ujar Ari Rahmanto selaku Kasi Bimibingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja Lapas Terbuka kelas IIB Kendal.

Rusdedy selaku Kalapas menambahkan, kegiatan menanam sawi ini selain bertujuan sebagai kegiatan pembinaan kemandirian bagi warga binanan juga sebagai upaya peran aktif dalam menjaga ketahanan pangan yang sekarang ini menjadi isu strategis baik di dalam negeri maupun dunia Internasional.

"Penanaman sawi ini dilakukan selain sebagai kegiatan pembinaan kemandirian bagi warga binaan juga sebagai upaya peran aktif untuk turut serta menjaga ketahanan pangan yang sekarang ini menjadi isu strategis di dalam negeri maupun dunia internasional," pungkas Rusdedy.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline