Lihat ke Halaman Asli

Tuhan, Aku Bosan dengan Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejenak merenung ketika selesai menonton film Habibie & Ainun, entah benar atau tidak, berbagai cerita dalam film tersebut, bahwa praktek suap menyuap memiliki akar historis di negeri ini. membuat kita merinding, menyaksikan parade penindasan yang dilakukan oleh penguasa. pemiskinan yang tersistematis, entah karena kebodohan atau ketololan yang pasti negara kita saat ini cukup melarat.


entah bodoh atau tidak tahu malu, para pemimpin bangsa ini silih berganti menjanjikan kesejahteraan yang merata, walaupun sudah hampir satu abad bangsa kita masih saja seperti ini. seluruh dunia mengakui kekayaan bangsa ini, tetapi semua negara juga mengakui bahwa bangsa ini belum sejahtera. banyak warga kita yang harus jadi babu di negara lain, korupsi kita masih di urutan 100, uh sangat menjijikan.


mungkin ketika aku di lahirkan di bangsa indonesia, aku tak bisa memilih. seandainya ada pilihan untuk lahir di negara mana, maka akan ku jauhkan indonesia dari benakku.  bosan melihat kezaliman negeri ini. dan susahnya para dzalim itu hadir dengan wajah dermawan dan kadang bahkan agamawan. hanya indonesia yang seperti ini. muak saya dengan bangsa ini.


Freeport, newmont, exxon mobile dan sejenisnya, adalah perampok yang merampok depan mata kita. anehnya penguasa negeri ini juga hanya diam, padahal mereka rata-rata alumni hijau loreng yang katanya punya rasa yang tinggi akan pancasila dan nasionalisme. semboyannya jelas, NKRI harga mati, tetapi mereka malah menjadi penjaga perampok-perampok diatas. lucu memang yah bangsa ini. tidak menjanjikan warganya untuk sejahtera, makanya banyak yang memilih jadi budak. Indonesia negara para budak.


Tuhan, aku bosan dengan negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline