Kita semua harus mengakui bahwa salah satu faktor penting yang dapat menentukan menang kalahnya seorang calon pemimpin di pemilihan umum adalah suara dari umat Islam. Di Pilkada Jakarta barusan, kita melihat bagaimana suara PKS yang solid cukup membantu Foke untuk mengimbangi Jokowi di putaran kedua, setidaknya beliau saat itu tidak sampai kalah memalukan. Prediksi beberapa ahli bahwa Jokowi dan Ahok akan menang dengan selisih besar di putaran kedua tidak terbukti.Malahan jumlah suara Foke saat awal perhitungan cepat dilakukan cukup membuat ketar ketir kubu lawan.
Dashyatnya suara umat Islam yang merupakan penduduk mayoritas di negara kita ini membuat beberapa calon kepala daerah ataupun negara melakukan bermacam-macam strategi dan manuver untuk merangkul suara mayoritas ini. Yang terbaru adalah Rhoma Irama yang mengaku dicalonkan sebagai presiden oleh kalangan yang menganggapnya sebagai 'icon' Islam.
Siapakah sebenarnya calon presiden yang layak disebut sebagai icon Islam? Mari kita telaah dari segi jasmaniah/penampilan saja terlebih dahulu. Calon presiden yang ingin disebut sebagai 'icon' Islam, baik dia laki-laki ataupun perempuan, haruslah benar-benar terlihat islami, dalam artian penampilan. Mari kita telaah calon perempuan terlebih dahulu.
Sri Mulyani, Ani Yudhoyono, Megawati Sukarno Putri dan juga calon perempuan lainnya, sudahkah beliau mengenakan jilbab dalam kesehariannya dan bukan hanya saat-saat tertentu? Jika belum maka mereka tidak layak disebut 'icon' Islam.
Dahlan Iskan, Prabowo, Mahfud MD, Jokowi, (saya tidak sebut Ahok untuk alasan yang sangat jelas), Hatta Radjasa, mengapa anda tidak memelihara jenggot seperti disarankan sunah Rasul? Bukankah sangat jelas bahwa laki-laki sejati dalam agama Islam adalah mereka yang memelihara jenggot? Khusus untuk Aburizal Bakrie, Tuhan menganugerahkan kepada anda lahan yang luas untuk memelihara jenggot, kenapa tidak anda manfaatkan? Pak Jusuf Kalla, anda sanggup memelihara kumis, kenapa tidak sekalian dengan jenggotnya? Apa susahnya mengamalkan sunah Rasul yang sederhana ini? Kalau untuk amalan yang sederhana saja tidak dilaksanakan, anda sekalian tidak layak disebut 'icon' Islam.
Pembaca mungkin bertanya, bagaimana dengan Surya Paloh, bukankah beliau konsisten berkumis dan jenggot sejak dahulu? Jawabannya adalah: mohon pembaca bedakan antara memelihara jenggot dengan membiarkan jenggot dan kumis tumbuh awut-awutan.
Akhirnya kita sampai pada Rhoma Irama, idola saya yang dulu selalu memelihara jenggot, sayang sekali beberapa tahun terakhir telah mencukur habis jenggotnya. Sayang sekali, namun belum terlambat bila beliau ingin menumbuhkannya lagi, jangan sampai beliau mengaku sebagai 'icon' Islam namun tidak menjalankan sunah Rasul.
Sekianlah telaah dan opini saya mengenai topik ini, mohon maaf bila ada kesalahan. Terima kasih atas perhatiannya. Mohon komentar dan masukannya untuk kebaikan kita bersama.
Salam Damai,
LaodeMakrus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H