Pagi masihkah setia?
Berteman semilir angin, menggoda memanggil mentari.
Fajar mulai pudar, kala kabut datang perlahan berubah embun pada semesta.
Dedaunan nampak malu-malu, murung diselimuti khawatir pagi tak kunjung merekah.
Pagi ternyata belum redup, menyambut rindu semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H