Lihat ke Halaman Asli

Guru Ngaji yang Menginspirasi

Diperbarui: 3 Juni 2022   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rasulullah SAW pernah bersabda "Bacalah Al-Qur'an. Sebab, ia akan datang memberikan syafa'at pada hari Kiamat kepada pemiliknya" (HR. Ahmad). Pemilik yang dimaksudkan pada dalil ini adalah orang yang membaca dan mau mempelajari serta mengamalkan apa yang ia pelajari pada Al-Qur'an.

Membaca dan mempalajari Al-Qur'an merupakan salah satu hal yang wajib bagi kita seorang muslim untuk mempelajarinya. Saya yang merupakan seorang muslim sejak lahir, saya sendiri sudah dikenalkan dengan Al-Qur'an sedari kecil. Kebetulan ibu saya pada saat itu juga merupakan guru ngaji di TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) di komplek saya, jadi pada saat itu saya seringkali diajak untuk ikut bersamanya ke TPQ itu dan dikenalkan dengan Iqra'. Sampai akhirnya pada saat berumur 3 tahun saya pun ikut didaftarkan di TPQ tersebut dan belajar ngaji disana. Saya belajar disana bersama dengan teman-teman masa kecil saya yang lainnya. Sayapun menjadi bersemangat untuk belajar di TPQ, karena selain belajar, saya juga dapat bermain dengan teman-teman lainnya. Pengajar yang ada di TPQ itu kebanyakan adalah ibu-ibu komplek disana, pemiliknya pun juga salah satu warga di komplek itu. Pengajar saya pada saat itu pun juga merupakan ibu dari teman saya sendiri, jadi rasanya tidak canggung dan langsung akrab begitu saja hehe.

Kemudian pada saat SD pun saya dimasukkan di SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) dimana di SD tersebut ada pelajaran Tahfidz, di pelajaran Tahfidz itu juga saya diajarkan ilmu-ilmu dasar atau Tajwid dalam membaca Al-Qur'an seperti materi hukum nun mati atau tanwin. Di pelajaran Tahfidz ini juga ada kewajiban untuk menghafal Juz 30 yang ada di Al-Qur'an atau yang biasa disebut dengan Juz 'Amma, sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mengambil Ijazah SD. Pada saat menghafal Juz 'Amma ini juga diharuskan untuk memperhatikan panjang pendek bacaannya, serta memperhatikan tajwid yang sudah dipelajari saat SD.

Pada jenjang selanjutnya, saya dimasukkan ke dalam MTsN, di MTs ini pun juga ada pelajaran Tajwid pada pelajaran Qur'an Hadits. Materi tajwid pada saat MTs tentunya bertambah banyak dan juga tingkat kesulitan dari materinya semakin meningkat. Materi Tajwid yang dipelajari pada saat MTs ini seperti Hukum Mim Mati dan Mad, jujur saja kedua materi ini cukup sulit untuk saya pada saat itu karena cukup banyak materi yang harus dipelajari khususnya Mad karena pembagiannya yang banyak dan cukup rumit. Namun, seiring berjalannya waktu saya pelan-pelan memahami materi tersebut dan mencoba menerapkannya pada saat membaca qur'an agar terbiasa dan bisa lebih paham akan materi tersebut.

Pada masa MTs ini juga saya belajar ngaji pada salah satu Ustadz di dekat rumah saya, beliau membuka tempat ngaji untuk anak-anak kecil dan untuk remaja yang ingin belajar lebih dalam tentang Al-Qur'an di rumahnya. Bahkan beliau tidak memungut biaya sepeserpun pada saat itu kepada saya untuk belajar ngaji kepadanya. Disana saya diajarkan mengaji dari dasar. Walaupun terlihat mudah karena saya telah mempelajarinya, namun kenyataannya ternyata cukup sulit karena beliau mengajarkan secara detail dan spesifik. Beliau kerap kali mencontohkan membaca bacaan secara benar kepada saya berulang-ulang kali karena saya sering kesulitan memahami hal detail yang diinginkan beliau dan materi yang paling saya ingat yang diajarkan beliau adalah tentang makhorijul huruf, dimana beliau benar-benar mencontohkan cara membaca huruf satu persatu dengan sangat detail sampai ke intonasi, letak lidah, letak keluarnya huruf, dan lain-lain. Memang sulit rasanya, namun pada saat itu saya merasa senang karena melihat kegigihan beliau dalam mengajar saya padahal saya bisa dibilang tidak membayar jasa beliau sepeserpun. Nama beliau adalah Ustadz Fatur, orang yang benar-benar membuat saya kagum dari keikhlasannya dan juga ilmu yang beliau miliki. Mungkin beliau sudah tidak membutuhkan materi berupa harta pada saat itu, namun yang beliau inginkan hanyalah mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada pemuda-pemuda di sekitarnya agar tidak kekurangan bekal berupa ilmu di masa yang akan datang. Saya tidak akan lupa kepada jasa beliau yang membuat saya dapat lebih memahami tentang makhorijul huruf khususnya sampai kapan pun. Walaupun bisa dibilang tidak terlalu lama saya mengaji kepada beliau (kurang lebih 2 tahun), namun ilmu yang diberikan tidaklah sepele. Detail-detail kecil yang membuat bacaan lebih sempurna dan lebih enak di dengar. Suara beliau saat mengaji pun sangatlah merdu dan sopan masuk ke dalam telinga. Sosok yang benar-benar memotivasi untuk dapat menyamai keilmuan dan sikap beliau. Jika saya pulang kembali dari tempat rantauan, tidak pernah lupa tentunya untuk saya mendatangi rumah beliau sekedar untuk bersilaturahmi, dan beliau pun juga selalu menerima dengan penuh senyum ramah. Karena ilmu yang telah diberikan oleh beliau ini lah terasa efeknya pada saat saya di MAN bahkan Ma'had. Saya dapat lebih memahami materi pelajaran yang ada karena sudah pernah diberikan oleh Ustadz Fatur. Benar-benar ilmu yang sangat bermanfaat.

Sebagai manusia yang hidup sementara di dunia, kita diwajibkan untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya sebagai bekal di akhirat nanti. Namun, kita tidak hanya diwajibkan untuk mencari ilmunya saja, tetapi juga sangat dianjurkan untuk mengajarkannya juga mengamalkannya. Seperti sebuah dalil yang menyebutkan bahwa sebaik-baik orang ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya. Jadi alangkah lebih baik apabila kita sudah mengetahui suatu ilmu, kita mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain yang belum memahaminya tanpa mengharapkan imbalan apapun. Selain kita bermanfaat bagi orang lain, hal tersebut juga dapat bermanfaat bagi kita karena dapat membuat pemahaman kita terhadap ilmu tersebut menjadi semakin dalam. Terima kasih kepada para pembaca yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel ini, semoga dapat mengambil manfaat yang ada dan membuang hal buruknya, salam literasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline