Lihat ke Halaman Asli

Urban Farming ; Keunggulan dan (Potensi) kelemahannya

Diperbarui: 27 November 2021   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Urban Farming (Pertanian Perkotaan) adalah salah satu teknologi pertanian adaptif  yang menjadi trend bagi masyarakat kota. Jenis pertanian ini awalnya digagas oleh komunitas pecinta lingkungan dengan  memanfaatkan beberapa jenis  limbah kota yang disulap menjadi pupuk organic yang diperuntukkan bagi tanaman dalam area terbatas. Kegiatan Urban Farming ini mulai marak saat Pandemi Covid-19 mulai masuk di Indonesia. Dampak buruk Pandemi Covid-19 bagi para pekerja dan karyawan adalah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sehingga terjadinya lonjakan  pengangguran dalam waktu yang bersamaan.

Keadaan ini menjadi sebuah dugaan bahwa maraknya penggiat petani Urban Farming adalah mereka yang sebagian  berasal dari korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Urban Farming dipilih karena hanya memerlukan lahan seadanya, atau tidak memerlukan lahan yang luas. Selain itu, aturan pemerintah dalam pembatasan beraktivitas di luar rumah untuk menekan laju persebaran virus ini semakin memperkuat para calon penggiat Urban Farming menjadikan kegiatan ini untuk mengatasi kejenuhan berdiam diri di rumah, sehingga aktivitas berkebun ini menjadi pilihan.

Dalam Pelaksanaan penerapan sebuah  teknologi baru termasuk Urban Farming  sedikit banyak memberi dampak atau pengaruh terhadap beberapa sector kehidupan. Banyak juga pihak yang berharap agar urban Farming ini dapat membantu pemerintah untuk mengisi ruang kosong dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat kota.

Berdasarkan manfaat yang didapatkan seperti yang telah diuraikan, Urban Farming  memiliki banyak keunggulan untuk masyarakat Kota diantaranya sebagai berikut :

  • Menyediakan lapangan  Pekerjaan  baru di Bidang Pertanian. Tidak bisa dipungkiri, nilai jual hasil panen dari kegiatan Urban Farming lebih Tinggi karena memiliki kualitas tinggi  jika dibandingkan Kegiatan pertanian secara tradisional dengan luas lahan yang sama. Oleh karena itu, konsumen dari Urban Farming ini biasanya berasal dari kalangan menengah ke atas
  • Berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan Pangan sehat masyarakat Kota dengan menawarkan hasil panen organic yang bebas dari pestisida kimia. 
  • Menambah Ruang terbuka Hijau dengan memanfaatkan lahan dan area yang awalnya tidak termanfaatkan sehingga meningkatkan mutu lingkungan perkotaan karena dapat menyerap beberapa jenis polutan.
  • Memberi Nilai Estetika dan efek penyegaran pada ruang atau wilayah Urban Farming sehingga menciptakan lingkungan yang asri dan nyaman.
  • Menumbuhkan hubungan social para penggiatnya, utamanya mereka yang berada dalam satu lingkungan tempat tinggal. Karena aktifitas Urban Farming mampu menarik perhatian warga Kota lainnya.

Namun ada hal lain yang menjadi perhatian serius dari kegiatan urban Farming  sekaligus  menjadi kelemahan atau kekurangan dari kegiatan ini disamping  sederet kelebihan dan keunggulan dari penerapan teknologi pertanian ini. Diantaranya sebagai berikut :

  • Jika tidak dilakukan dengan benar, kegiatan Urban Farming menjadi penyebab meningkatnya polusi suara serta pemborosan energi, terutama dalam hal penggunaan air kota yang akan meningkat.
  • Urban Farming yang dikelola dengan tidak baik, maka area perkebunan dapat menjadi tempat berkembangnya jenis Nyamuk yang menyebarkan penyakit malaria.
  • Hasil Pangan dari urban farming  saat ini masih jauh dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota. Dalam buku Informal Urban Agriculture yang ditulis oleh Peneliti ilmu pertanian, Michael Hardman dan Peter Larkham, komoditas Pangan yang dihasilkan urban farming masih sedikit jika dibandingkan dari hasil pertanian di pedesaan.
  • Lemahnya ketersedian modal para penggiat urban farming, sehingga dalam praktiknya, kegiatan ini masih sangat bergantung pada kesukarelaan warga.

Setelah mengetahui keunggulan dan potensi kelemahan urban Farming, maka calon penggiat Urban Farming diharapkan mampu meminimalisir kelemahan dan kekurangan yang ada pada jenis pertanian ini. Kelemahan dan Kekurangan yang terjadi, secara umum disebabkan karena factor personal petaninya. Jika dilakukan dengan tekun dan cermat maka kegiatan Urban farming dapat dijalankan dengan baik.

La Ode Ahmar, SP/ Mahasiswa Program Magister Agribisnis/ Direktorat Program Pasca Sarjana/  Univ. Muhammadiyah Malang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline