[caption caption="MENYAPU: Abu halus vulkanik Gunung Baru Jari sejak erupsi lantai rumah tertutup abu teru menerus."][/caption]Sejak si anak Gunung Rinjani, yakni Gunung Baru Jari ‘batuk’, abu halus vulkaniknya sudah menjalar kemana-mana. Rumah kami pun terkena dampak dari erupsinya. Jarak rumah kami dengan kecamatan Senaru atau Sembalun (dua desa dibawah kaki Rinjani) sendiri cukup jauh. Sekitar 70 kilometer. Namun kecamatan kami termasuk yang terkena juga dampak daru abu halus vulkanik Baru Jari. Semua kecamatan dari Lombok Utara semua dilibas. Mulai dari Senaru-Kayangan-Gangga-Tanjung-Pemenang.
Abu halusnya menutupi apa yang ada di luar rumah. Lantai rumah kami yang paling membuat repot. Sebab, hampir tiap menit, abunya berdatangan terus, walaupun sebelumnya sudah disapu. Saking sebalnya, abunya kami biarpun menumpuk dulu. Baru deh disapu.
Awal-awal baru erupsi, periode pertama, volume abunya banyak. Jika berjalan melewati lantai teras rumah, rasanya seperti berjalan di tanahkering berdebu tanpa alas kaki.
Namun, alhmadulillah, tidak sampai membuat dampak yang signifikan akan aktifitas kami di rumah. Tetap beraktifitas seperti biasa. Hanya saja, jika bepergian ke luar rumah mengendarai kendaraan bermotor tanpa helm atau kacamata, siap-siap ngucek mata. Sebab, kelilipan terus sama abu halusnya.
Lanjut, sepertinya, si abu sekarang sudah tidak terlalu banyak. Ini terlihat dari volume abu di lantai rumah kami yang sudah mulai tidak terlalu banyak.
Kendati demikian, warga Lombok, khususnya warga Lombok Utara dan sebagian warg Lombok Timur, masih terus tetap menjaga kesehatan. Sebab, menurut Kepala Subbid Pengamtan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Timur Indonesia, Badan Geologi Kementerian ESDM, Devy Kamil Syahbana, Gunung Baru Jari masih berpotensi terus meletus. Ia juga mengimbau kepada warga diseputaran kaldera Rinjani, ataupun warga yang berdomisili dengan radius 3 kilometer dari kawah Rinjani, agar tidak beraktifitas.
Semenatara itu, seperti kasus-kasus erupsi di Gunung Merapi manapun, setelah erupsi, ‘ancaman’ yang muncul kemudian adalah lahar dingin. Begitupun kini yang mengancam warga sekitaran di bawah kaki Rinjani. Apalagi sekarang musim penghujan sudah datang.
Lahar dingin Baru Jari juga sudah berdatangan. Lahar dinginnya terpantau sudah mengaliri sungai Kokoq Puteq (Sungai Putih) di perbatasan Lombok Utara-Lombok Timur.
Pemprov NTB pun sudah mengantisipasi hal tersebut. Dimana, beberapa pos sudah didirikan.
**
Hm, baru batuk aja lantai rumah kami sudah belepotan dengan debu abu vulkanik. Ini baru batuk tanpa dahak, gimana kalau batuk berdahak. Lah gimana lagi kalau Baru Jari muntah, ya?