Lihat ke Halaman Asli

Tanpa Partai, Ahok Tanpa Restu Golkar

Diperbarui: 16 Juni 2016   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ahok adalah maunya Jokowi, Golkar sudah komitmen mendukung Jokowi. Makanya tak ada pilihan bagi Golkar dibawah komanda Setnov, Golkar akan mendukung Ahok dalam perhelatan Pilgub 2017 mendatang. 

Kini Ahok sedang bimbang, sedang agak dilematis. PDIP memberika kode dukungan jika tetap berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat. Walaupun dibantah PDI Perjuangan, tapi kode spanduk teralu naif di bantah. Kini PDI Perjuangan sendiri yang galau menentukan calonnya siapa. 

Mengajukan Djarot bertarung atau mencari kader partai lain, disaat Risma yang digadang-gadang tidak mau. Ridwal Kamil sendiri sudah tidak mau juga. Adakah kandidat lain yang mau dimainkan PDI Perjuangan. Ganjar Pranowo yang jadi Gubernur Jateng ? Sepertinya agak berat. Itulah kenapa spanduk Ahok-Djarot muncul.

Ahok sudah deklarasi akan tetap maju lewat jalur independen. Nasdem dan Hanura sudah dukung penuh dan tidak masalah dengan maunya Ahok. Tapi Ahok belakangan agak galau setelah Setnov memimpin Golkar. Golkar Setnov mendorong untuk mendukung Ahok jadi calon Gubernur.

Golkar tentu tidak seperti Nasdem dan Hanura yang kasih cek kosong, silahkan nyalon meskipun lewat independen. Aneh sebetulnya, partai-partai tersebut mendukung calon independen. Tentu makin aneh jika Golkar mendukung tanpa kompensasi apapun. Golkar sama dengan menghancurkan dirinya sendiri, apalagi Golkar babak belur pada Pilkada Serentak 2015. Golkar boleh saja dukung tapi Ahok pastikan mau maju lewat jalur kepartaian. 

Apalagi sebagaimana disebutkan akun resmi Partai Golkar @Golkar5 disebutkan partai pendukung Ahok: Golkar 9 kursi, Hanura 10 kursi, Nasdem 5 kursi, PKB 6 kursi. Dengan jumlah suara ini, Ahok sudah dapat pastika maju via jalur kepartaian. Ini jalan terbaik bagi Golkar jika ingin mengambil peran yang lebih besar.

Ahok harus maju juga dari jalur partai. Ini harga mati yang tak bisa ditolak untuk Golkar. Pencalonan Ahok harus dari partai. Soal menang dan kalah adalah soal lain. Tapi soal ini, tak bisa ditawar-tawar lagi. 

Dan nyatanya memang mulai nampak. Ahok baru bisa calon kalau ia mau lewat Partai, Ical sebagai Wanbin arahan hal tersebut. Ini jelas sekali, Ical masih tidak mau dengan Ahok. Ini pertarungan keras antara Ical dengan usaha-usahanya serta kelompok-kelompok penyokong dana dibalik Ahok yang terindikasi juga menjadi penyokong dana Setnov.

Maka pertarungan soal DKI akan dimulai, Ahok tanpa partai tidak akan dapat restu Golkar. Agak susah rasanya Ical akan ikhlas tanpa kompensasi yang besar dalam Pilgub DKI Jakarta. Perseteruan tersebut juga sangat nampak dengan Musda DKI Jakarta yang kembali mundur. Situasi masih sangat fluktuatif.

Boleh saja, Hanura dan Nasdem mencalonkan Ahok dengan porsi Independen. Golkar sangat susah untuk itu, terlalu susah dan terlalu rusak jika hal itu terjadi. Dukungan Golkar, itu kode keras agar AHOK nyalon via PARTAI. JIka tidak, maka Golkar akan berbalik arah. Percayalah. Situasi masih sangat akan maju mudur.

Maju mundur cantiiiik :D

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline