Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa Universitas Brawijaya Lakukan Penelitian untuk Pengembangan Alat Deteksi Cepat Multiparameter Zat Aditif Bahan Pangan

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

143220672423478383

Makanan dan minuman yang beredar di pasaran banyak mengandung zat-zat kimia berbahaya seperti Aspartam, Boraks, dan Rhodamin B. Penambahan zat-zat tersebut ke dalam makanan dan minuman dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh manusia. Oleh karena itu perlu adanya kajian tentang besar kecilnya kadar zat aditif yang ditambahkan dalam makanan dan minuman.

Hal tersebut melatar belakangi mahasiswa Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Universitas Brawijaya, Malang untuk melakukan penelitian sifat dielektrik Aspartam, Boraks, dan Rhodamin B melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) yang dibimbing oleh  Dimas Firmanda Al Riza, ST, M.Sc. Tim PKM-P yang diketuai oleh Lanny Ariani (TEP 2012) dengan anggotanya Nur Kaifah Andriani (TEP 2012), Nur Syafira Khoirunnisa (TEP 2012), dan Putu Anggia Ayu Asasia (THP 2013) meneliti sifat dielektrik Aspartam, Boraks, dan Rhodamin B dengan menggunakan LCR meter 816 GW Instek. Sifat dielektrik merupakan sifat yang dapat menggambarkan kemampuan bahan untuk menyimpan energi dalam bahan dan mengubah energi dalam bentuk panas ketika bahan tersebut diberi medan arus listrik.

Lanny menjelaskan, “Sejauh ini masih belum ada alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi 3 macam zat aditif sekaligus. Oleh karena itu kami meneliti sifat dielektrik dari Aspartam, Boraks, dan Rhodamin B. Kemudian kami akan mengolah data dengan menggunakan metode Artificial Neural Network (ANN). Sehingga akan didapatkan suatu pemodelan, nah dari pemodelan tersebut diharapkan dapat dikembangkan menjadi dasar pembuatan alat deteksi cepat multiparameter zat aditif bahan pangan”.

Saat ini penelitian tersebut telah memasuki tahap pengambilan data. Adapun tahapan yang telah dilakukan sebelumnya adalah pembuatan sampel yang merupakan kombinasi dari 7 macam konsentrasi Aspartam, Boraks, dan Rhodamin B, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan sample holder sebagai wadah sampel, serta penentuan frekuensi yang sesuai untuk pengujian sifat dielektriknya.

“Saat ini kami sedang melakukan pengambilan data dan selanjutnya akan melakukan tahap pengolahan data dengan menggunakan Artificial Neural Network (ANN)”, imbuh Lanny. (la)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline