Lawang Sewu selalu menjadi salah satu destinasi wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Semarang. Bangunan tua yang unik dengan desain khas Belanda, menjadikan bangunan itu sangat bagus untuk background fotografi. Tidak heran jika tempat ini sering dijadikan tempat pre-wedding.
Gedung yang dulunya dijadikan pusat perusahaan kereta api oleh pemerintah Belanda kini mulai berbenah, membangun citra ramah. Tak dapat dipungkiri Popularitas Lawang Sewu sebagai tempat angker ternjur melekat setelah sebuah stasiun televisi nasional menyangkan reality show dan kamera infra merah bisa menangkap sosok selain manusia.
Sejak saat itu Lawang Sewu selalu dihubungkan dengan suasana angker dan mistis. terlebih ada peserta reality show uji nyali meninggal dunia, tiga hari setelah ikut acara itu. Apa itu benar atau gimmik untuk menaikanratting acara tersebut. Sebab Setyo salah satu pemandu wisata di Gedung Lawang Sewu mengatakan itu hanya rekayasa pihak stasiun televisi.
"Kita tak ingin para pengunjung merasa takut datang ke gedung Lawang Sewu, Anak-anak muda harus tahu sejarah sesungguhnya dari bangunan ini. Banyak yang bisa kita pelajari," ujar Setyo.
Keangkeran Lawang Sewu terlanjur menyebar dan menjadi buah bibir di tengah masyarakat. Menjadikan bangunan tua ini masuk dalam bangunan paling angker kedua se-Asia, di belakang bekas bangunan sekolah di Hong Kong.
Bumbu misteri itu semakin di perkuat oleh cerita tentang sumur tua dia di halaman gedung Lawang Sewu. Konon dari sumur ini kerap terdengar suara teriakan, kesakitan, ketakutan. Padahal, sumur tersebut dikunci dan tidak pernah dibuka. Selain itu fakta Lawang Sewu rupanya juga beralih menjadi penjara paling kejam pada masa penjajahan Jepang. Menurut masyarakat setempat, sering tercium aroma-aroma aneh dan misterius, seperti bau anyir darah segar.
Padahal Lawang Sewu memiliki sejarah PerkeretaApian di Indonesia Lawang sewu pertama kali dibangun pada tahun 1904 dan gedung ini dulunya merupakan kantor Perusahaan Kereta Api milik Belanda (NIS), yang pada masa itu jalur yang dibangun menghubungkan Solo dan Yogyakarta. Pembangunan gedung ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu mulai dari tahun 1904 hingga 1907. Pembangunan Lawang Sewu Semarang ini melibatkan dua orang arsitek asal Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan Bj. Queendag.
Nama Lawang Sewu berasal dari bahasa jawa dengan kata "Lawang" yang berarti pintu dan "Sewu" yang berarti seribu, jadi secara istilah Lawang Sewu berarti Bangunan yang memiliki pintu sebanyak Seribu. Sebenarnya jumlah pintu nya tidak mencapai seribu (berdasarkan data yang ada jumlah pintu nya 342 buah), namun karena memang jumlahnya sangat banyak maka masyarakat setempat menyebutnya pintu seribu/lawang sewu.
Sekarang pengelola Lawang Sewu ingin membangun cerita ramah, Ruang bawah tanah yang dulu sering buat syuting horor atau reality show sekarang masih ditutup, sedang direnovasi. Kawasan bangunan tua ini bisa dijadikan tempat syuting selain film horor, membuka penyewaan gudung pernikahan dan lebih mengekspos keunikan arsitek bangunan tua daripada menjual kisah mistis.
*
Tulisan ini juga dimuat di Blog Pribadi ( lananews.id )