Lihat ke Halaman Asli

Trie Yas

TERVERIFIKASI

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Menilik Fenomena 'Rame-rame Laporkan Rizieq Shihab'

Diperbarui: 2 Februari 2017   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto kompas.com/GARRY ANDREW LOTULUNG

Akhir-akhir ini banyak yang melaporkan pemimpin Front Pembela Islam, Rizieq Syihab karena ucapannya dianggap menyinggung. Tercatat bulan Januari 2017 ada tiga kasus lebih yang menjeratnya. Tentu yang terbaru dan masih panas dalam pembicaraan masyarakat tentang bocornya chat yang diduga milik Rizieq dengan seorang wanita, berbau perselingguhan dan konten berbau pornografi.

Penyebaran percakapan chat tersebut membawa sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Pornografi melaporkan Rizieq dengan  pasal 4 ayat 1 juncto Pasal 29 dan/atau pasal juncto Pasal 32 Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi serta Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.

Sebelumnya masih di bulan Januari, seorang pendeta bernama Max Evert Ibrahim Tangkudung melaporkan Rizieq ke Bareskrim Polri atas ucapannya dalam Youtube yang diunggah pertengahan 2016. Max merasa ucapan Rizieq mengandung ujaran kebencian dan SARA. Dalam kasus ini Rizieq dijerat lewat pasal 156 KUHP jo Pasal 45 (a) UU ITE No. 19 Tahun 2016.

Dalam ceramah Rizieq menyebut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan ‘pangkat jenderal otak hansip’. Ucapan itu melahirkan melahirkan polemik baru. Eddy Soetono melaporkan Rizieq menghina Kapolda Metro Jaya dan profesi Hansip.

Masih tentang isi ceramah Rizieq di Pondok Kelapa, Jakarta Timur dan vidionya diunggah di akun Twitter dan Instagram. Kata-kata “Kalau Tuhan itu beranak, terus bidannya siapa?” membuat PMKRI, Rumah PELITA dan Khoe Yanti Kusmiran melaporkan Rizieq dengan dugaan penistaan agama.

Jauh sebelumnya, pada bulan Oktober Sukawati Soekarnoputri melaporkan Rizieq karena dianggap menghina Pancasila.

Fenomena ramai-ramai melaporkan Rizieq Syihab ini meninggalkan tanda tanya. Apa ini semua sebagai bentuk akumulasi dari kemarahan rakyat terhadap sepak terjang Rizieq dan FPI selama ini?  

Tapi apakah semua dugaan pelanggaran hukum itu harus dilapor ke polisi? Hak setiap warga negara untuk memprosesnya secara hukum. Namun, bukan juga sebuah langkah mundur jika mengupayakan penyelesaiannya melalui jalur mediasi; penyelesaian secara damai. Mencari kecerahan dari kesalahpahaman mengartikan ucapan-ucapan Rizieq.

Misalnya mengenai penghinaan Pancasila. Rizieq berucap  “Pancasila Soekarno ketuhanan ada di pantat, sedangkan Pancasila piagam Jakarta ketuhanan ada di kepala.”

Melalui penulusuran sejarah, Pancasila yang diusulkan Soekarno, sila ketuhanan ada diurutan terakhir. Sila pertama 'Persatuan Indonesia'. Usulan tersebut  dalam sidang BPUPKI ditolak. Jadi mari kita telusuri maksud dari perkataan Rizieq dengan pikiran terbuka dan nalar. Mungkin Rizieq membahasakannya ada di pantat. Bukankah Ini hanya soal rasa bahasa?

Track record Rizieq dan FPI selama ini sudah terlanjur meresahkan masyarakat. Dan itu tidak hanya setahun dua tahun. Lantas kenapa pemerintah selama ini terkesan ada pembiaran terhadap aksi-aksi FPI. Apa dengan ada pelaporan-pelaporan akhir-akhir ini terhadap pimpinannya bisa mengebosi FPI ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline