Kobaran api melahap dan meluluhlatahkan tempat tinggal mereka. Terkandang kita, manusia lupa dengan menjaga mereka berarti memperpanjang kehidupan kita. Mereka makhluk hidup dan sumber daya alam yang sangat berguna. Menjaga hutan memperpanjang kehidupan dimuka bumi ini. Menyiapakan paru-paru dunia dengan menyediakan oksigen dan menyerap karbondioksida.
Pada tahun sekitar 1990, Hutan Wonoasri Seper yang terletah di desa Seper, Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Terkenal keasrian dengan hamparan hijau pohon pinus yang tumbuh subur dan asri. Namun pada tahun 2015 kemarin, sebagian hutan ini mengalami kebakaran.
Kebakaran hutan dan munculnya isu global warming, menyadarkan warga untuk ikut melindungi dan merawat hutan milik perhutani ini dengan melakukan reboisasi. Menanam kembali pohon-pohon. Warga sekitar Hutan Wonoasri Seper ikut terlibat mengembangkan hutan ini dengan melakukan penatatan kembali sehingga berpotensi menjadi objek wisata yang indah sekaligus tempat edukasi.
Sekarang Hutan Wonoasri Seper sudah kembali hijau asri. Menjadi salah satu tempat wisata yang populer dengan pengunjung yang tiap bulan meningkat. Baik yang datang dari sekitar Wonogiri maupun luar seperti Ponorogo dan Magetan, serta Ngawi.
Hutan Wonoasri Seper terletak tak jauh dari jantung kecamatan Jatipurno. Dari Kabupaten Wonogiri lurus melalui jalan utama sampai di pasar kecamatan Jatisrono belok ke kiri menuju Seper Balepanjang, Kecamatan Jatipurno. Bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Tersedia lahan parkir yang cukup luas dengan tiket masuk Rp 4.000 dan parkir Rp 2.000.
Dari tempat pakir berjalan kaki sebentar menuju hutan pinus. Pemerintah melibatkan warga menyulap Hutan Wonoasri Seper menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan ramah. Pemandangan alam berupa hutan pohon cemara dan pinus dengan suasana yang sangat sejuk dipoles dengan aneka bunga berkonfigurasi berbentuk gunungan wayang indah nan cantik terawatan.
Agar hutan ini juga ramah untuk anak-anak dan memberi edukasi, disediakan wahana bermain dibentuk seperti taman agar anak lebih mengenal hutan beserta isinya. Sering guru-guru di sekolah mengajak siswa didiknya belajar di sini berkenalan langsung dengan hutan beserta isinya. Ada juga kegiatan berkemah/camping antar sekolah tiap tahunnya. Tidak hanya pelajar sekolah, remaja masjid pun sering datang melakukan kegiatan-kegiatan tidak sebatas berwisata tetapi juga membantu kebersihan dan menanam pohon atau bunga. Selain itu, ada wahana flying fox dan berkuda.
Hutan Wonoasri Seper juga tersedia rumah pohon untuk melihat pemandangan alam dari ketinggian. Terinspirasi dari objek wisata Kalibiru di Jogja. Pengunjung bisa menikmati pemandangan pepohonan yang rindang dan hijau, suasana sejuk.
Hati-hati ketiduran jika duduk terlalu lama bersantai di rumah pohon. Suara gemericik air terdengar sayup-sayup dari kejauhan akan membuai dan membuat terlena. Suara air seperti jatuh menimpa gamelan dari Air Terjun Watu Jadah. Warga sekitar menyebut gamelan gaib sebab hanya suaranya saja yang terdengar, air terjun watu jadah tertutup lebabnya pohon pinus.
Jika ingin menuju ke lokasi air terjun harus menembus hutan, berjalan kaki melewati jalur setapak dengan rapatnya pohon pinus dan suasana di tengah hutan cukup sejuk tapi sunyi dan gelap karena sinar matahari tidak banyak menembus permukaan hutan.
Tak jauh dari Hutan Wonoasri Seper, ada Hutan Pinus Sewu Kumboro dengan luas sekira 200 hektare yang masih alami dan sepi. Banyak pengunjung hanya sama di depan untuk foto selfi dengan latar rimbunnya hutan pinus karena takut jika ada binatang liar.