Lihat ke Halaman Asli

Trie Yas

TERVERIFIKASI

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Ternyata Cinta

Diperbarui: 12 November 2016   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata Cinta (foto: Trie yas/aka.lanang)

Bersyukurlah kau masih bisa merasa sakit kerena dengan begitu kau akan mengerti arti nikmatnya saat bahagia.

Itulah yang dirasa Lana. Minggu malam ini genap  4 minggu malam ia putus dengan Dava. Laki laki yang 1 tahun ini memperkenalkan banyak hal, termaksud sakit dan bahagia, hitam ada karena tercipta putih. Satu tahun cinta yang ia tanam dan tumbuh perlahan lahan tanpa ia sadari tumbuh subur hingga akhirnya tanpa bisa ia atasi ketika layu begitu sakit untuk  gugur.

Perempuan itu selalu ingin mencuci wajahnya sendiri. Mengosok gosok kulit wajah dengan lembut busa sabun. Ia ingin mencuci muka tidak hanya pada saat mandi atau setelah bangun tidur, tiap waktu, menit, detik. Tapi ia juga menyadari di dunia ini tak ada yang gratis terlebih di kota metropolitan yang mulai penuh sesak ini. Ia ingin berlama lama di kamar mandi tapi tanggung jawab hanya bisa memberinya waktu luang beberapa menit. Air mulai mahal, sabun juga harus beli dan semua itu memerlukan yang namamya uang.

Namun setidaknya dari semua penghuni rumah yang selalu ia sebut menara sunyi tahu. Ia yang paling lama mandi dan paling sering cuci muka. Sehari sampai lebih lima kali ia duduk manis sambil memejamkan mata lalu kedua telapak tangan mengelus elus wajah dengan busa sabun kecantikan yang iklannya di bintang aktris favoritnya. Yang mempengaruhinya untuk menulis dan menyukai puisi: yang sering ia sebut  sebuah rangkaian kata kata dari suara sanubari. Tiap kali cuci muka ia memerlukan waktu lebih dari 10 menit. Banyangkan nyaris satu jam waktu yang ia habiskan hanya untuk cuci muka saja.

Ia suka mencuci muka bukan karena ingin putih cantik dan halus mulus serperti pada iklan sabun yang ia pakai. Bukan karena ia menyanyangi wajahnya dan seorang gadis yang feminim.

Hmmm, feminim ? sepertinya jauh dari kesan perempuan itu. Ia bukan tipe gadis manja yang sering memanjakan diri, ia bukan tipe gadis yang percaya riasan, meke up adalah alat satu satunya perempuan bisa tampil cantik. Dan sesungguhnya ia tak tau katagori cantik itu seperti apa dan di matanya tak ada perempuan yang diciptakan jelek sama halnya tak ada wanita yang di ciptakan cantik sempurna. Semua orang ada sisi baik dan ada sisi jeleknya. Tergantung pada mata melihat dan memaknainya. Hmm… mungkin memiliki 2 kakak laki laki mempengaruhinya menjadi maskulin.

Tiap habis cuci muka ia tak langsung menghanduki mukanya. Ia membiarkan air yang menempel di kulit wajah hilang dengan sendirinya masuk ke pori pori dan ia sangat menikmati proses itu.

Kalian tahu, kenapa perempuan itu yang sering dianggap aneh dan beda tapi menyenangkan itu suka mencuci muka ? karena ia ingin menghapus topeng yang ia rasa menempel menutupi wajahnya yang asli. Entah kenapa, setelah sesuatu tak terduga menimpa hidupnya membuat raganya hidup tapi jiwanya mati ia sering merenung dan berpikir wajahnya bertopeng.

Ia berpendapat seperti itu mungkin karena ia bisa tertawa ceria tiap bersama teman teman gila [sepermainan] padahal ia sadar jiwanya kosong. Ia jadi pendengar yang baik dan punya sejuta kata bijak yang bisa menenangkan teman temannya padahal ia menyadari ada yang tak hidup pada hidupnya. Ia menjadi dokter cinta yang handal yang punya obat obat mujarab untuk menyebuhkan teman temannya dari racun cinta padahal ia sangat menyadari hatinya hampa.

Ia tak pernah tahu apa yang menarik dari dirinya dari sisi fisik atau batin. Ia tak pernah tahu dan mau tahu kenapa ada lelaki tertarik padanya atau yang menyebutnya gadis misterius. Teman temannya kebanyakan laki laki. Dan salah satu dari mereka pernah bilang “ karena kamu misterius dan beda. Itulah yang membuat lelaki tertarik padamu”

Teman laki lakinya pernah menganalisa seperti itu tapi ia tak perduli. Ia hanya ingin mengalir seperti air meski ia pernah kehilangan aliran dan dorongan untuk tetap bisa mengalir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline