Lihat ke Halaman Asli

Trie Yas

TERVERIFIKASI

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Mengupas 3A (Agus-Ahok-Anies) untuk DKI

Diperbarui: 25 Oktober 2016   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Calon Gubenur DKI 3A (Agus-Ahok-Anies).

KPU telah menetapkan tiga pasangan calon gubenur akan berlaga di Pilkada DKI. Sedang hari ini (25/10) telah dilakukan pengundian nomer urut, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni (Nomer urut satu) Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot)  mendapat nomer urut dua,  sedang Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Nomer urut tiga). Ketiga pasangan ini akan bertarung memperebutkan kursi DKI 1 pada pilkada 2017 mendatang mendapat julukan 3A (Ahok-Agus-Anies).

Ada tiga figur kuat di negeri ini dalam pilkada DKI pada kali ini. Yakni Megawati Soekarnoputri di belakang pasangan Ahok-Djarot , Prabowo Subianto mengusung Anies-Sandiaga, mantan Presiden dua periode Susilo Bambang Yudhoyono secara mengejutkan memilih putra bungsunya Agus Harimurti berpasangan dengan Sylviana Murni. Tak heran banyak yang mengatakan pilkada rasa Pilpres.

Menurut survey Populi, Ahok selama ini berada di atas angin dengan mendominasi. Tiga bulan terakhir elektabilitas dan popularitas menurut. Elektabilitas Ahok menurun tidak hanya karena pasangan calon lainnya, tetapi karena isu SARA yang hingga sekarang ramai dalam perbincangan. Selain itu Isu Kebijakan RS Sumber Waras, suap reklamasi, dan penggusuran. Isu Personal (Kasar, marah-marah, dan tidak konsisten).

Hasil survei yang dirilis oleh LSI pada Oktober lalu di bagi menjadi tiga kelompok. Pertama, dilihat dari kelompok berdasarkan pendapatan, Rentang usia dan yang terakhir berdasarkan pendidikan.

Di bawah UMR 43,7% belum menentukan pilihan. Saya kira mereka menunggu kampanye dan tahu apa yang menjadi visi dan misi masing masing pasangan. Janji yang diusung setiap pasangan.

Mereka yang berpenghasilan di atas Rp 3,5 juta lebih memilih pasangan Ahok. Kelompok rentang usia 30-39 tahun dan 40-49 tahun lebih banyak menyukai juga lebih menyukai Ahok. Mereka kemungkin merasa puas dengan kinerja ahok selama memimpin DKI dan mendukung Ahok melanjutkan program-program yang sudah setengah jalan.

Sedang Kelompok usia dibawah 29 tahun lebih menyukai inovasi dan memberi kesempatan kepada yang muda untuk masuk. Jadi kelompok ini lebih mendukung pasangan dari Cikeas, Agus-Sylviana.

Anies Baswedan yang baru saja dicopt dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ternyata lebih disukai oleh kalangan berpendidikan, kuliah dan diatasnya hingga sebesar 31,2%. Mungkin karena Anies Baswedan juga mantan rektor, kepintaran dan kesantunan menjadi daya tarik  Anies yang dalam detik terakhir muncul berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Masalah Jakarta sangat komplet, tetapi ada tiga fokus masalah sudah bertahun-tahun tak terselesaikan, yakni masalah banjir, tata kota, kemacetan dan sampah. Masing-masing pasangan calon sudah memiliki wacana untuk membenahi Jakarta.

BANJIR

Ahok-Djarot dengan Pembangunan Tanggul Laut (NCICD) dan Penyediaan Ruang Terbuka Biru (RTB). Sedang Agus -Sylviana meningkatan drainase kota dan normalisasi saluran air. Anis-Uno; Pemberian BLT serta penerapan Kebijakan Nol Limpahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline