Lihat ke Halaman Asli

Trie Yas

TERVERIFIKASI

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sudut Jakarta dari "Kelas Pagi Jakarta"

Diperbarui: 30 Mei 2016   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sisi Jakarta dari Kelas Pagi Jakarta

Kelas Pagi Jakarta menampilkan sisi positif dan negatif dari ibukota Jakarta. Lengkap bersama kesemrawutan dan kerumitannya. Pameran pameran fotografi sebagai event pameran penutupan Angkatan 9 diadakan Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki 25 – 29 Mei 2016.

Kelas Pagi Jakarta ialah sekolah fotografi gratis berbasis komunitas itu diinisiasi oleh Anton Ismael sejak 2006 silam. Kelas Pagi pun yang berawal dari sekedar pameran gerilya berkembang sampai ke sebuah pameran dengan standarisasi kualitas.

Dinamakan Kelas Pagi karena kelasnya dimulai setiap pukul 06.00 s/d 11.00 pagi. Tidak hanya di Jakarta, Kelas Pagi juga berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2009. Dan kini Kelas Pagi juga bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia lewat kanal “YouTube Kelas Pagi”

Malam Hari karya Gabriel Sena yang menggambarkan kesenangan anak muda Jakarta pergi ke tempat tempat makan cepat saji.

Pameran yang mengusung tema “DINAS PARIWISATA JAKARTA” sebagai tanda dimulainya Angkatan 10 ini memilih Jakarta  karena sebagai salah satu megapolis dunia. Jakarta terus berkembang untuk mempertahankan legitimasinya sebagai destinasi wisata.

Jakarta sering dianggap gagal tetapi orang selalu datang dan seolah jatuh cinta pada kegagalannya. Meski jakarta tak henti bersolek mempercantik dirinya. Jakarta sebagai kota yang tak pernah terlelap dan terus berdenyut. Selalu menarik untuk disuguhkan dalam bentuk apapun, yang tak akan pernah habis untuk digubah, dihujat, dan dipuji.

Para peserta pameran yang merupakan siswa Kelas pagi Jakarta angkata 9 tidak hanya menawarkan menawarkan berbagai kenangan akan kebahagiaan berwisata di Jakarta di masa kanak-kanaknya. Tetapi juga mengajak menyelami sisi lain kota Jakarta.

Pengunjuk tampak antusias.

Okres pinggiran dandut Jakarta. karya Muhammad Diaz U

 

Susut Rasa (Ingat nama,lupa rasa) karya Indera DW.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline