Lihat ke Halaman Asli

Trie Yas

TERVERIFIKASI

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Mengenal Narkoba

Diperbarui: 13 Agustus 2015   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Narkoba. Barang yang dulu saya tak tahu bentuk dan jenisnya. Saya hanya tahu itu barang haram dan dilarang di konsumsi. Secara spasifik pun saya tak tahu apa efek yang ditimbulkan bila memakai barang haram itu.

Di sekolah ada ajuran bahaya narkoba tapi saya tak terlalu memperhatikan ketika guru memberi penjelasan karena pada saat itu saya anggap hanya sebatas dongeng atau larangan biasa orang tua. Dan saya juga kurang percaya karena tak melihat sediri korban korbannya. Jadi wajar jika saya berpikir itu hanya sebatas anjuran.

Sekolah SD, SMP sampai SMA saya di desa terpencil. Peralatan sekolah pun terbatas dan waktu itu sekitar tahun 1994 saya masuk SD, SMP tahun 2001. Komputer pun belum masuk sekolah. Baru tahun 2008 di sekolah ada kurikulum komputer. Tidak seperti sekarang dimana anak tiga tahun sudah bisa mengoperasikan komputer, dikasih tablet tenang dengan main game.

Sekarang segala akses bisa dengan mudah di dapat di google. Ya, tapi jangan salah, di luar Jakarta terlebih di desa atau pelosok tidak semudah itu. Tidak semua sekolah di desa punya komputer dan handphone karena terkendala akses jaringan. Hingga kini penyalahgunaan narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba bahkan berani beredar di lingkungan sekolah. Dengan bujukan dan iming-iming itu bukan barang haram tapi permen. Ya, permen, siapa yang tak suka dengan permen, anak-anak SD pun pasti suka membeli.

Narkoba juga di campur dalam bahan tinta. Dulu ketika duduk di bangku sekolah menengah sempat setiap hari senin selesai upacara bendera siswa anggota OSIS datang dan menggeledah tas semua siswa. Jika ada yang memiliki pulpen yang harum akan disita.

Pengedaran narkoba memang sudah sampai sejauh itu dengan berbagai cara di halalkan agar bisnis itu tetap berjalan. Dan memang bisnis narkoba sangat menjanjikan secara finansial. Pengedar belum tentu juga pecandu. Mereka hanya mengambil keuntungan, mencari uang. Jadi memang pantas pengedar harus dihukum mati. Karena merekalah yang menghancurkan masa depan generasi bangsa.

Namun bila ditilik dari pemberitan pemberitaan dari media, pecandu, pemakai juga di tahan di masuk dalam sel. Seperti kasus kasus para selebritis yang akhir-akhir ini ramai di beritakan sebagai pemakai. Ingat kasus Sammy mantan vokalis band Krispatih yang mendekap dalam sel tahanan karena kasus pengalahgunaan obar-obatan terlarang. Beberapa tahun lalu ada kasus aktor kawakan Roy Marten yang sempat masuk penjara sampai dua kali dengan kasus yang sama.

Apa pantas mereka para pemakain, korban harus mendekap di tahanan, apa tak sebaiknya di masukan tempat rehabilitasi, tapi saya bukanlah orang hukum dan kurang memahami serta mempelajari pasal-pasal penyalahgunanan narkoba. lebih memahami dan melihat pemakai narkoba saat sudah di Jakarta

Ketika saya kuliah di Jakarta. Saya sempat lihat seorang anak duduk di bawah pohon sambil menghisap kaleng. Awalnya saya kurang paham apa yang dilakukan anak itu, ketika berangkat ke kampus dengan seorang teman, saya baru tahu dari cerita teman, anak itu menghisap lem aibon yang kini bukan sesuatu yang asing lagi bagi kalangan remaja

Lantas saya bertanya apa efeknya mereka menghisap kaleng bekas tempat lem aibon.

Sedikit gagasan apa yang mereka pakai dan efeknya dapat berubah ubah dan dapat mulai dalam satu jam setelah memakai dosis bertambah antara 2-8 jam dan berangsur angsur hilang secara perlahan setelah lebih dari 12 jam. Namun di dalam lem Aibon terkandung zat Lysergic Acid Diethylamide (LSD), zat tersebut adalah halusinigen yang paling terkenal. Ini adalah narkoba sintetis yang di sarikan dari jamur kering (dikenal sebagai ergot) yang tumbuh pada rumput gandum. Zat yang dihirup dalam lem aibon dan pemakaian narkoba merasa bahagia, nikmat yang luar biasa, sangat tenang dan mendorong perasaan nyaman.

Jenis narkoba ada macam-macam, seperti untuk penenang atau depresans, misalnya alkohol, heroin, kodein, morfin, opium (madat) marijuana, hasis. Perangsang atau stimulans. Contohnya ekstasi, kokain, amfetamin, ,etafentamin, sabu-sabu. Sedang pengkhayal atau psikodelik itu LSD dan Pematik rasa (anastetik) PSP.

Semua jenis narkoba itu saya tahu sebatas dari internet. Jadi saya rasa selama ini penyuluhan akan bahaya narkoba masih sangat kurang terutama untuk di daerah daerah. Banyak poster-poster anti narkoba, saya rasa hanya sedikit manfaatnya dan hanya dipandang sebelah mata. Mungkin juga bagi pengedar sebab dikalangan pengedar punya beberapa trik untuk membujuk korban, diantaranya iming iming gratis sekali dua kali atau merujuk dari anjuran di poster “Say No To drugs, Katakan Tidak pada Narkoba”.

“Bagaimana anda bisa mengatakan tidak pada narkoba dan bahayanya sedang anda sendiri tidak pernah mencoba merasakan efeknya. Hanya sebatas tahu dari pengamatan. Coba sekali baru anda bisa merasakan dan menuliskan betapa jahatnya narkoba itu.” Ya, dulu saya pernah dapat iming-iming dari salah seorang teman satu kampus dengan kata kata bujukan itu.

“Jika orang sudah terjerat narkoba yang pertama adalah upaya melepaskan diri, yang kedua adalah bahayanya atau dampaknya yang merugikan baik pada si pribadi atau pada orang di sekitarnya juga sangatlah besar. Tak perlu mencoba atau mencicipi sesuatu yang kita yakinin buruk. Belajar bisa dari manapun, bahkan alampun selalu memberi kita pelajaran.”

Upaya paling ampuh mencegah penyalahgunaan narkoba dimulai dari pendidikan keluarga. dan sebagai orang tua juga harus punya wawasan tentang narkoba dan bagaimana bisa mengenali gejala dari pengguna narkoba. Agar para orang tua bisa memberi penjelasan kepada anak tentang bahaya narkoba.

Orang tua juga harus mengerti di masa remaja itu merupakan fase perkembangan seseorang dalam masa anak anak ke remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Dan itu membutuhkan didikan dan pengawasan yang ekstra jangan sampai anak salah dalam memilih teman dan lingkungan pergaulan. Terlebih masa remaja, keinginan untuk mencoba hal hal baru dan menantang sangat besar sekali. Bila masa anak anak dan remaja sudah mengenal narkoba bagaiman masa depannya nanti

Perkenalan dengan rokok juga berakibat berani memulai mengkonsumsi narkoba dan itu yang kurang disadarin oleh para kalangan orang tua. Rata-rata penduduk Indonesia itu perokok dari alangan anak anak pelajar sampai lanjut usia. Dan merokok di kalangan pelajar sekarang sudah menjadi pemandangan yang wajar. Bagaimana kita orang tua melarang anak jangan merokok sedang orang tuanya sendiri seorang perokok, tak hanya laki laki, perempuan dan seorang ibu pun tak sungkan merokok di depan anaknya. Dari kebiasaan merokoklah, pergaulan terus meningkat dan bisa bisa pelajar mulai merasa seperti orang dewasa dan mulai berani masuk ke lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pecandu.

Sebaiknya orang tua harus lebih memperhatikan perkembangan anak, seperti perubahan dalam bersikap, perangai dan kepribadian, menjadi mudah tersinggung dan cepat marah, sering menguap, mengantuk dan malas, tidak memerdulikan kesehatan diri dan suka mencuri karena dampak negatif penyalahan narkoba mempunyai ciri-ciri tersebut.

Orangtua memang peting dan paling panya pengaruh dalam tumbuh kembang si anak tapi jangan lupa cara paling ampun menghindari bahaya narkoba ya diri si anak sendiri. Diri kita sendiri. Hanya diri kita pribadi yang tahu kemana mau kemana kita melangkah, untuk masa depan kita.

Narkoba sudah banyak merusak generasi bangsa ini. Maka dari itu mulailah dari diri sendiri untuk merubah semuanya. Harus bisa menyikapi perubahan pada diri sendiri, harus berani bersikap dalam berbagai hal positif maupun negatif. Selalu percaya diri sebab orang orang yang terjerumus dalam narkoba adalah orang orang yang mempunyai kepercayaan diri kurang, minder, selalu berpikir salah sehingga yang salah menjadi benar dan sebaliknya.

Lebih baik menghindari daripada harus mencoba dan terjerumus. Katakan " SAY NO TO DRUGS!!!”

***
Tulisan ini dalam rangka mendukung Program BNN: 2014 sebagai Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline