Lihat ke Halaman Asli

Keterkaitan Budaya pada Pembelajaran Matematika

Diperbarui: 4 Juli 2023   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://proofficial.id/wp-content/uploads/2021/06/etnomatematika.png

Matematika pada dasarnya merupakan salah satu ilmu pengetahuan wajib karena matematika adalah ilmu deduktif yang mengarah ke penalaran dan logika. Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi agar peserta didik memiliki kemampuan logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif. Matematika tidak hanya tentang mata pelajaran yang di ajarkan di bangku sekolah. Matematika juga terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari matematika kita dengan mudah dapat menyelesaikan permasalahan di lingkungan kehidupan kita.  Peran matematika tidak hanya terkait dalam kehidupan sehari-hari, ternyata matematika juga bisa dikaitkan dengan budaya kita. Setiap budaya dapat dikaitkan dengan matematika, karna budaya tumbuh dalam masyarakat di kehidupan sehari-hari yang kaitannya dengan matematika. Dalam hal ini budaya yang berkaitan dengan matematika disebut etnomatematika.

Sebelum membahas lebih jauh tentang etnomatematika, kita lihat asal dari kata etnomatematika itu sendiri. Etnomatematika terdiri atas dua kata, yaitu etno yang berarti etnis atau budaya dan matematika sendiri. Istilah ini di perkenalkan oleh seorang matematikawan asal brazil yang bernama D'Ambrosio pada tahun 1977. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa etnomatematika merupakan suatu cara yang digunakan untuk mempelajari matematika dengan melibatkan aktivitas atau budaya daerah sekitar sehingga memudahkan seseorang untuk memahami materi yang disampaikan. Etnomatematika bisa menjadi bentuk pengajaran yang membuat siswa lebih tertarik memahami materi matematika sekaligus budaya yang sudah banyak dilupakan oleh orang-orang zaman sekarang.

Contoh kebudayaan yang bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah bentuk macam-macam rumah adat yang terdapat di Indonesia. Seperti atap rumah adat dari Betawi, bentuk atapnya sama seperti bangun ruang trapesium. Tidak hanya rumah adat, ada juga makanan khas daerah yang bisa dihubungkan dengan matematika. Seperti kue dongkal khas Betawi bentuknya seperti kerucut dan kue cucur berbentuk lingkaran. Masih banyak lagi contoh kebudayaan yang dikaitkan dengan matematika, contoh-contoh tersebut dapat kita gunakan dalam proses pembelajaran matematika agar siswa tidak melupakan budaya tradisional dan mampu melestarikan turun-temurun.

Maka dari itu kita bisa untuk melakukan eksplorasi konsep matematika terhadap berbagai khasanah budaya Indonesia. Salah satu cara yang dapat menjembatani antara budaya dan pendidikan dan matematika adalah etnomatematika. Dalam etnomatematika juga bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan, lebih berbeda dari biasanya sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi untuk ikut serta dalam pembelajaran matematika yang diharapkan dapat mempengaruhi keterampilan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline