Lihat ke Halaman Asli

Lanjar Wahyudi

TERVERIFIKASI

Pemerhati SDM

Tips Mengelola Penghasilan dengan Prinsip "Jirolupat"

Diperbarui: 1 Maret 2021   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Metode jirolupat jadi salah satu cara sederhana mengelola penghasilan| Sumber: Shutterstock/Adhis Anggiany via Kompas.com

Bulan ini ada dua daerah yang viral karena warganya mendadak berubah status dari orang biasa menjadi orang kaya baru (OKB), bahkan super kaya alias menjadi milyader. 

Yang pertama adalah warga Desa Sumurgeneng yang berada di Kecamatan Jenu, sekitar 20 km dari pusat kota Tuban. Di Desa ini dari 840 KK, ada 225 KK yang mendapat uang ganti rugi lahan yang digunakan untuk kilang minyak oleh Pertamina. Nominalnya beragam namun kebanyakan mencapai miliaran rupiah.

Dan yang kedua adalah warga dusun Temanggal 2 dan Kadirojo 2, Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mendapatkan ganti rugi pembebasan tanah untuk proyek jalan tol Solo-Jogja-Kulon Progo. 

Ganti rugi yang diterima per orang pemilik lahan mencapai kisaran 1 Miliar sampai dengan 9 Miliar khusus untuk warga dusun Temanggal 2 dan Kadirojo 2, sedangkan estimasi untuk satu Kelurahan Purwomartani sekitar 1 Triliun rupiah.

Entah mengapa dalam dua hari, Rabu (24/2) dan Kamis (25/2) kantor Kelurahan Purwomartani mendadak ada tenda mini showroom deretan mobil baru dan para sales yang penuh semangat menawarkan mobilnya. 

Bisa jadi aksi borong mobil baru warga Desa Sumurgeneng di Kabupaten Tuban, Jawa Timur menginspirasi dealer mobil di Jogja untuk melakukan hal yang sama kepada para penerima ganti rugi jalan tol. Sungguh sebuah tawaran yang sangat menggiurkan.

Ilustrasi deretan mobil baru dari dealer (sumber: harianjogja.com)

Limpahan rejeki berupa kompensasi ganti rugi bagi masyarakat di Tuban maupun di Jogja ini layak kita syukuri bersama, karena diharapkan dapat mengangkat perekonomian setiap KK yang menerimanya maupun mengangkat perekonomian di wilayah setempat. 

Orang tentu ingin mengelola keuangannya dengan baik dan bijak agar tujuan keuangannya bisa tercapai. 

Tujuan keuangan masing-masing orang berbeda-beda, ada yang ingin menunaikan ibadah haji, membeli sepeda, ada yang ingin berlibur ke luar negeri, membangun rumah, membeli mobil, membeli tanah, membeli properti, menguliahkan anak jenjang TK sampai Sarjana, memiliki tabungan pensiun, memiliki dana cadangan untuk kondisi darurat, menyiapkan warisan, membuat toko, memperbesar gedung persewaan, dan sebagainya.

Mengelola keuangan dengan bijaksana adalah sebuah keharusan agar tidak terjerumus dalam pemborosan yang bisa merugikan dan mengganggu tercapainya tujuan keuangan pada akhirnya nanti. 

Jangan sampai rejeki miliaran rupiah yang sudah ditangan menjadi hilang tak berbekas gegara tidak mampu mengelola dengan benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline