Seringkali orang tua bingung ketika anaknya sudah lulus SMP dan mau meneruskan ke jenjang lebih tinggi, pilih sekolah yang mana? Apakah akan masuk ke Sekolah Menengah Umum atau masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan? Si anak pun bingung karena selama ia menjadi siswa SMP orang tua tidak pernah memberikan gambaran mengenai sekolah lanjutan yang bisa dipilihnya nanti setelah lulus. Kadangkala ada orang tua terlalu memaksakan kehendak kepada anak agar masuk ke sekolah yang diinginkan orang tuanya, bukan yang diinginkan si anak. Jujur saja tidak sedikit orang tua yang karena merasa gagal di masa lalu, kemudian mengharapkan anaknya menggantikan masa lalunya dengan masuk ke sekolah yang dulu diidam-idamkannya. Tapi apakah ini jaminan bahwa anak akan sukses di masa depan?
Pengalaman saya, ketika masih kelas 5 SD ayah saya sudah mulai promosi tentang Sekolah Menengah Kejuruan yang sangat terkenal, di Jawa Tengah. banyak siswa dari luar daerah yang rela indekos demi bisa menjadi murid di sekolah itu, dulu namanya STM alias Sekolah Teknologi Menengah. Katanya di sekolah itu siswa diajari banyak hal tentang teknologi industri yang akan menjadi tulang punggung kemajuan pembangunan bangsa kita. Selain lulusannya banyak diserap oleh perusahan-perusahaan besar, karena sistem pembelajaran dan fasilitasnya yang sudah canggih, maka lulusannyapun pintar-pintar, sehingga mudah untuk meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi yang diinginkan.
Namanya anak kecil tentu saja memiliki daya imajinasi yang sangat kuat ya, ibarat harddisk komputer yang masih kosong dan bisa diisi banyak file yang mengesankan. Demikianlah saya waktu itu, kata teknologi begitu menancap di memori saya, sepertinya itu adalah hal yang ajaib, penuh misteri, hebat, masa depan, terbayang sudah di kepala saya seorang pak Habibie yang katanya bisa bikin pesawat terbang di luar negeri. Saya ingin seperti beliau.
Berjalan dengan waktu ketika SMP saya mulai tertarik dengan hal-hal yang fisik seperti olah raga, kepramukaan, baris berbaris dan sebagainya. Sampai akhirnya muncul pamflet pendaftaran ke Sekolah Menengah Umum yang dahulu disebut Sekolah Menengah Atas yaitu SMA Taruna Nusantara di kota Magelang Jawa Tengah. Diam-diam saya rajin olah raga untuk menyiapkan kesamaptaan jasmani dan rohani, termasuk rajin belajar agar saat ujian akhir bisa mendapat nilai tinggi.
Saat lulus SMP saya memiliki nilai yang tinggi, fisikpun sehat dan kuat. Dan saat itu kembali terjadi diskusi dengan ayah dan akhirnya saya kembali ke memori yang telah dinarasikan ayah ketika saya kelas 5 SD, yaitu masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan.
Dari pengalaman menjadi anak yang berinteraksi dengan orang tua dalam menentukan pilihan sekolah sebagai bagian dari jalan menemukan kesuksesan di masa depan, saya mempelajari beberapa hal bijaksana yang bisa menjadi pedoman dalam membantu anak-anak kita menemukan jalannya sendiri suatu saat nanti.
- Berikan gambaran tentang sekolah umum dan sekolah kejuruan secara berimbang kepada anak. Hal ini penting agar anak memiliki informasi yang cukup untuk menentukan pilihannya.
- Ketika ada kesempatan mengobrol santai, sisipkan obrolan tentang pentingnya memilih sekolah yang tepat agar mendukung profesi yang diinginkan anak di masa depan.
- Berikan kesadaran bahwa dalam menentukan pilihan sekolah, orang tua hanya berperan memberikan pertimbangan-pertimbangan, anak memiliki tanggungjawab terbesar untuk memilih sekolah yang dia inginkan sesuai minat dan bakatnya. Dengan demikian anak menyadari bahwa tidak akan pernah menyalahkan orang tua atas pilihan sekolahnya yang mendukung kesuksesan masa depannya.
Selamat membimbing anak-anak untuk mendapatkan pilihan sekolah yang terbaik, sehingga mereka menjadi bersemangat dan termotivasi untuk giat belajar, guna mencapai masa depannya yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H