Suatu pagi saya mendapat WA dari OB (Office Boy) yang mengatakan bahwa hari ini ia izin tidak masuk kerja karena kaki kanannya sakit ketika dipakai berjalan apalagi jika ditekuk, perlu ke dokter dan ke tukang urut agar dibetulkan uratnya.
Saya tanya apakah sudah sering sakit kakinya, siapa tahu asam urat tinggi, dia jawab baru kali ini. Singkat kata Mas OB izin satu hari full dan pastinya ada beberapa pekerjaan yang harus dihandel oleh yang lain seperti membuatkan minum direktur dan konsultan, membersihkan ruang kantor dan lobby.
Dan teman-teman penyuka kopi pasti hari ini sedikit terganggu karena harus merebus sendiri air panas dengan teko listrik di pantry, atau kalau tidak mau repot dan ikhlas bisa pakai air dispenser yang panasnya jelas kurang optimal..hee..hee...
Ketika saya sudah tiba di kantor saya lihat di ruang direktur dan konsultan ternyata sudah tersedia minum, dan ruangan sudah bersih. Ketika saya ke pantry untuk membuat kopi, saya lihat air panas sudah siap di termos, dan dispenser juga sudah siap digunakan.
Wah jadi penasaran jangan-jangan Mas OB yang nyiapin pagi-pagi... Langsung saja saya WA bertanya ke Mas OB, dan jawabannya benar ternyata dia pagi-pagi masuk dulu untuk menyiapkan semua, setelah itu dia pulang untuk ke dokter dan tukang urut. Wah hebat nih, si Mas..
Pagi itu saya mendapat pelajaran berharga dari Mas OB, bahwa setiap orang memiliki derajat yang sama apapun bidang pekerjaannya. Dan setiap orang bisa bekerja profesional di bidang pekerjaan tersebut entah itu OB, Supervisor, Manager, bahkan Direktur, semua memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan yang terbaik, bahkan membuat orang lain bahagia.
Saya pikir ini adalah cerminan sebuah penghayatan bahwa pekerjaan adalah sarana kita memberikan pelayanan kepada orang lain, ketika orang lain bahagia medapatkan manfaat positif maka itu adalah salah satu wujud mengasihi sesama, dan itu adalah ibadah.
Mas OB mengingatkan saya tentang perilaku OCB yang menjadi favorit dalam konteks pekerjaan pelayanan. OCB (Organizational Citizenship Behavior).
Dalam psikologi industri dan organisasi, OCB adalah komitmen sukarela seseorang dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mengerjakan pekerjaan yang melebihi dari tuntutan peran di tempat kerja.
Bukan hanya patuh kepada aturan dan SOP perusahaan, perilaku ini cenderung bersifat sosial antara lain suka menolong, rela menjadi sukarelawan ketika ada pekerjaan ekstra di perusahaan sekalipun tidak ada hubungannya dengan reward berupa tambahan gaji, aktif memberikan ide konstruktif bagi perusahaan, dan tetap bekerja dengan baik sekalipun tidak ada yang mengawasi.
Implementasi di beberapa perusahaan misalnya: bagaimana seorang perawat di rumah sakit membantu nenek-nenek yang sudah sepuh yang kerepotan menuju bangsal tempat cucunya dirawat, dengan ikhlas ia mengantar si nenek sampai ke ruangan yang dicari sekalipun itu beda gedung, padahal semestinya ini tugas satpam, mungkin saja petugas satpam sedang sibuk.