Lihat ke Halaman Asli

2014: Year of Reach

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1388887571744248605

[caption id="attachment_313751" align="aligncenter" width="300" caption="Impian, harapan, pencapaian, perubahan"][/caption] Inilah selembar janjiku di tahun 2014. Tahun 2014 aku sebut 'Year of Reach'. Inilah kontrak pada diri sendiri tentang impian, harapan, pencapaian dan perubahan diri. Di tahun ini, sebagai mahasiswi tingkat akhir strata S1, apalagi yang menjadi idaman, selain lulus. Tidak hanya lulus, melainkan lulus bagai padi yang siap panen. Sesuai umurnya, di saat yang tepat, tinggi kualitasnya, hingga segera laku dijual. Ibuku hanya berpesan, harus jadi lebih dari ibu. Bapak bilang, wanita berpendidikan tinggi itu membuka jalan melakukan hal-hal hebat yang berguna bagi banyak orang. Bisa jadi pengajar, bisa jadi peneliti, hingga pengambil kebijakan. Maka melanjutkan studi magister menjadi langkah berikutnya. Aku sangat bersemangat untuk mimpi yang satu ini. Bukan hanya soal studi magister, tetapi impianku sendiri, merantau. 21 tahun hidupku berkutat di kota Purwokerto. Banyak ranah ingin aku pijak dari Jawa, Indonesia, hingga luar negeri. Maka studi magister artinya, bisa kuliah di luar kota atau luar negeri, merantau selama 2 tahun, dan menantang diri sendiri. Jelas butuh biaya. Beasiswa menjadi angin segar bagi mimpiku ini. Magister Agribisnis di Thailand menjadi tujuanku. Belajar dari negara Gajah Putih. Negara yang mulanya pengimpor bahan pangan, kini menjual beras, buah-buahan, dan komoditi pangan lainnya ke banyak negara. Selain itu, biaya hidup disana masih terjangkau bagi ukuranku. Jika terwujud, artinya satu mimpi kecilku satu lagi turut terwujud, yaitu naik pesawat. Sungguh, belum pernah sekali pun aku terbang naik pesawat. Sementara itu, aku terbiasa melakukan banyak hal sekaligus. Hanya menyelesaikan studi pasti membuatku beku dengan kejenuhan. Selama studi, aku ingin bekerja. Apalagi bekerja atas dasar hobi. Menulis, fotografi, reportase, atau berkreasi. Hobi yang bernilai jual atau bernilai dagang. Itu jika bicara hobi. Soal aktualisasi diri, pekerjaan profesional dalam tim yang menuntutku dinamis cukup menggiurkan untuk menyalurkan kegemaran berorganisasi. Sederhananya, bekerja, punya banyak teman, lingkungan baru, dan tantangan. Perfecto ! Hal-hal tadi soal pencapaian. Kini, hal yang ingin aku jaga. Sosial. Hal yang satu ini harus terus tumbuh. Terus menjadi wadah dan sarana untuk menyalurkannya. Berbagi, bermanfaat bagi orang lain, menikmati kebahagiaan bersama, melalui hal-hal kecil. Ada keajaiban di dalam berbuat baik. Ada rasa syukur yang tidak terhingga dalam melihat apa yang telah diberikan Allah SWT. Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Ku perkenankan bagimu (Q.S. Al-Mu'minun : 60)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline