Lihat ke Halaman Asli

Teacher Adjat

Menyukai hal-hal yang baru

Guru di Persimpangan Dunia "Metaverse"

Diperbarui: 23 Februari 2022   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://augmentedrealityindonesia.com/media-pembelajaran-vr/

Laksana peluru kendali, dunia bergerak begitu cepat. Melesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkat ditemukannya internet, informasi dan komunikasi menjadi lebih mudah. Bumi yang begitu luas serasa tak berjarak lagi. Bahkan apapun yang ingin kita cari, melalui internet segalanya memungkinkan didapat.

Ditambah lagi semenjak dikembangkannya IoT (internet of think), Big Data dan Cloud Computing yang memaksa dunia menuju ke arah industri 4.0 juga society 5.0. Internet yang tadinya hanya digunakan untuk sarana informasi dan komunikasi, kini melebarkan perannya ke semua lini kehidupan mulai dari ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan bahkan agama. Hal tersebut tak ayal membuat manusia semakin tak bisa lepas dari jerat dunia maya.

Belum cukup sampai disitu, akhir tahun lalu. Perusahaan platform media sosial terbesar di dunia yaitu Facebook melakukan rebranding terhadap perusahaannya dengan mengusung nama Meta Platform Inc dari situlah istilah Metaverse menguak dan mulai diperbincangkan di seantero jagad.

Apa itu Metaverse?
Secara bahasa, metaverse berasal dari kata 'meta' yang berarti 'melampaui' dan 'verse' yang berarti 'alam semesta'. Sehingga metaverse dapat diartikan sebagai ruang atau dunia yang berisi materi yang melampaui alam semesta.

Sebenarnya CEO Facebook, Mark Zuckerberg bukanlah orang yang pertama kali mengenalkan istilah metaverse ke khalayak umum. Istilah metaverse sendiri telah ada sejak tahun 1992 melalui novel karya Neal Stephenson berjudul Snow Crash. Metaverse sendiri merujuk pada dunia virtual berbasis tiga dimensi (3D) yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas avatar sebagai penjelmaan dari orang sesungguhnya.

Meskipun begitu istilah metaverse belum sepenuhnya diterima secara universal. Secara sederhana metaverse adalah internet yang diwujudkan dalam bentuk 3D. Mark menjelaskan bahwa metaverse adalah dunia visual yang dapat dimasuki oleh pengguna, tidak hanya menatapnya melalui layar.

Singkatnya, ini adalah ruang dimana semua orang dapat terhubung secara virtual. Di ruang tersebut orang-orang dapat bertemu, saling menyapa satu sama lain, bermain, bekerja dan belajar bersama dengan menggunakan perangkat kacamata VR (Virtual Reality), Augment Reality dan tentunya aplikasi Smartphone.

Apa saja yang dapat dilakukan di dunia Metaverse?

Di dunia metaverse, pengguna dapat meng-create avatar sesuai keinginannya. Avatar 3D adalah personifikasi pengguna dalam bentuk animasi berbasis 3D. Avatar ini dapat digunakan sebagai khalifah (perwakilan) pengguna di dunia maya. Sekali lagi di dunia Meta, pengguna dapat melakukan kegiatan apa saja dalam bentuk virtual seperti berkumpul, bermain, bekerja, menonton konser, berbelanja sampai membeli properti secara online. Sebagai bukti, menurut berita yang dikutip dari CNBC Indonesia penjualan real estate di dunia metaverse selama tahun 2021 menembus angka $ 501 juta atau setara dengan 7,6 trilyun rupiah. Di dunia metaverse jika pengguna ingin membeli sebuah produk fashion dapat langsung menjajalnya secara virtual, jika ia tertarik dan ingin membeli maka transaksi selanjutnya dilakukan secara online dan setelah itu barang yang sesungguhnya akan dikirim ke rumah pengguna.

Lalu apakah dunia Metaverse akan menggantikan internet? Menjawab pertanyaan ini Mark Zuckerberg berkata, "Metaverse adalah internet yang diwujudkan". Dengan demikian jelas bahwa dunia Metaverse hanya bisa diwujudkan melalui jaringan internet. Dan tentunya perangkat tambahan berupa kacamata VR (Virtual Reality)dan Smartphone.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline