Lihat ke Halaman Asli

Langit Muda

Daerah Istimewa Yogyakarta

Semua (Kentut) akan Indah pada Waktunya

Diperbarui: 5 Mei 2020   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dokpri)

Paska menjalani operasi, biasanya terdapat sebuah momen yang sangat dinanti-nantikan kehadirannya, hingga dokter berulangkali bertanya, "Sudah bisa buang angin?". Ya, kentut adalah sebuah indikator bahwa gas dalam perut sudah tidak terperangkap lagi karena fungsi sistem pencernaan sudah kembali normal.

Begitu berharganya sebuah kentut, "The precious fart", bahkan dokter bisa saja menunda kepulangan pasien jika belum bisa kentut selepas operasi. Karena itu jangan pernah meremehkan kentut.

Kentut itu anugerah, maka berbahagialah. Yakinlah bahwa kentut kan membuatmu mengerti akan arti kehidupan. Lho, kok jadi ingat lagunya Doel Sumbang?

Setiap keluarga mungkin punya kenangan indah waktu kecil, tradisi kumpul bareng-bareng di satu kasur saat hari libur. Dan momen bermalas-malasan itupun ambyar begitu ada satu "perusuh" yang meletupkan "senjata pembuyar massal".

"Bokongku sudah kutekan ke kasur, jadi kentutnya bakal meresap ke kasur, baunya ndak bakal menyebar", begitu pengakuan "tersangka". Padahal kentut pertama setelah bangun pagi, aromanya masih begitu orisinil, mungkin setara dengan senjata gas di PD I.

Dulu ketika bermain air di kolam renang waktu kecil, saya sering penasaran, benarkah kentut di kolam renang itu bau? Setelah beberapa kali melakukan "eksperimen", saya mengambil kesimpulan, pernyataan "kentut di kolam renang itu bau" adalah hoax. Ndak percaya? Coba sendiri ...

Tapi mungkin juga kesimpulan saya itu subyektif. Karena responden penelitian hanyalah saya sendiri. Padahal berurusan dengan kentut, memerlukan kehadiran orang lain, untuk memastikan benar tidaknya bau tersebut. 

Maklum untuk urusan kentut, biarpun diri sendiri cukup percaya diri, "Kentutku ndak bau, kok ...", tapi bagi hidung orang lain bagaikan campuran telur asin busuk dengan fermentasi tahi ayam. 

Kita mesti menyadari hidung setiap orang telah memiliki "kekebalan alami" dari bau kentutnya sendiri. Karena itu untuk menganalisa kentut secara holistik diperlukan berbagai sudut pandang, eh .... sudut hidung ....

Ketika bersekolah saya sering naik bis kota. Suara mesin diesel dari bis kota, berpadu dengan bau solar.  Apa hikmah yang dapat diambil dari kombinasi tersebut? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline