Tinggal jauh dari kota Bandung membuat saya harus mencari alternatif kendaraan yang bisa mengantarkan saya tiba dengan tepat waktu.
Jujur, menggunakan motor tak menjadi pilihan utama karena menurut saya menggunakan motor dengan jarak lebih dari 20 km itu melelahkan. Kalau sudah menggunakan motor tuh badan saya radanya remuk.
Bukan cuma sekedar pegal karena urusan macet, tapi juga jika cuaca tak bersahabat. Panas membara matahari atau basah-basahan hujan badai. Mengendarai motor jadi pilihan kepepet dah.
Meskipun jauh dari kota Bandung,namun kebetulan saya tinggal di dekat jalan tol. Jarak yang menguntungkan ini membuat saya lebih suka menggunakan transportasi umum yang lewat jalan tol. Lamanya waktu jelas terpangkas.
Pilihan pertama akomodasi yang melewati jalan tol adalah angkutan elf. Moda transportasi serupa mobil mini bus ini selain murah juga cepat. Meskipun terkadang begitu padat karena banyak peminat.
Ongkosnya hanya 10 ribu saja ,namun hanya pas digunakan di pagi hari rentang pukuk 06.00 sampai 08.00 WIB. Di atas jam itu elf susah ditemui kalaupun ada harganya ongkosnya lebih mahal. Jadi kalau pagi memang dipasang harga khusus para pekerja.
Pengemudi elf ini terkenal suka ngebut. Salip kanan salip kiri dah ahli. Itulah mengapa menggunakan elf pas jika saya mengejar waktu.. namun menggunakan elf membuat jantung saya berdebar kencang.
Waktu tempuh di pagi hari rawan sekali menjadi masa ngantuk para supir. Elf yang saya naiki rata-rata jurusan ciamis. Jika lewat Rancaekek jam enam-an maka bisa dipastikan mereka berangkat dari sana tengah malam atau dini hari. Nah itulah mengapa ketika lewat jalan tol ini menajdi masa rawan.
Jantung saya berdegup kencang sebenarnya jika menggunakan elf. Bayangan akan menabrak terus menari-nari setiap kali tuh elf bergaya pembalap formula 1. Kalau masih bisa menggunakan moda trasportasi lain, saya biasanya tidak menjadika elf pilihan.