Alhamdulillah sudah Idul fitri ya pemirsa. Sudah berapa kupat yang dilumat? Sudah berapa toples kue yang dikunyah, sudah berapa gelas sirop yang diseduh? Tapi yang terpenting, sudah berapa hati yang dimintai maaf dan dimaafkan?
Dimaafkan oleh hati ya bukan hanya lewat lisan. Hayo adakah diantara kita yang menyambut perminyaan maaf seseorang namun hati masih tak bisa memaafkan?
Loh, emang Salah kalau sebenarnya kita belum bisa memaafkan seseorang? Ya enggak lah tapi, kita mesti tahu alasan kita sulit memaafkan
Pertama, kita memang terbiasa mengenang masa silam
Ketika ada orang yang berbuat salah pada kita di masa lalu, mungkin kita mengenang masa itu dan otak kita terus menerus mengulang kejadian itu , kita memikirkan hingga berjam-jam apa yang harusnya dilakukan kala itu.
Bisa jadi sebenarnya kita sempat melupakan kesalahannya, tapi ketika melihatnya di media sosial, atau bertemu dan menatapnya sedang tertawa-tawa rasa kesal itu hadir lagi.
Memaafkan akan menjadi hal yang berat kita terbiasa mengungkit luka lama. Pada akhirnya luka itu akan sulit sembuh kan?
Bisa jadi kejadiannya hanya sebentar atau sekali atau hal sepele. Bisa jadi kesalahannya juga dilakukannya tanpa sengaja, tapi ketika kita senang mengenangnya lagi dan lagi .
Bahkan jia kita menceritakannya pada banyak orang, sambil tak berhenti menyalahKan pelaku, maka memaafkan menjadi hal yang susah untuk dikerjakan
Kedua, marah menjadi alasan kita untuk sulit memaafkan
Ketika orang tersebut menyakiti kita dan semua orang mengamini perbuatannya pada kita memang salah, maka kita merasa berhak untuk marah. Perasaan itu akan mempersulit hati kita untuk memaafkannya.